Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) melambat tajam pada bulan September 2018 kemungkinan karena badai Florence menekan penambahan tenaga kerja di restoran dan ritel.
Meski begitu, tingkat pengangguran AS jatuh mendekati level terendah dalam 49 tahun terakhir yakni sebesar 3,7% pada September 2018. Turunnya tingkat pengangguran sekaligus menandakan pengetatan di pasar tenaga kerja AS.
Laporan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS seperti dilansir Reuters menunjukkan peningkatan yang stabil dalam upah menandakan tekanan inflasi yang moderat, yang bisa meredakan kekhawatiran tentang overheating perekonomian AS. Ini akan membuat The Federal Reserve pada jalur menaikkan suku bunga secara bertahap.
Data tenaga kerja baru disektor non pertanian atau nonfarm payrolls tercatat meningkat 134.000 pekerjaan di bulan September 2018, peningkatan paling sedikit dalam setahun terakhir. Ini karena sektor ritel dan rekreasi dan perhotelan mengurangi pekerjaan.
Data nonfarm payrolls bulan September 2018 tersebut jauh lebih kecil ketimbang bulan Agustus 2018 yang sebanyak 201.00 pekerjaan. Juga lebih rendah dari hasil survei Reuters yang memperkirakan tambahan pekerjaan di sektor non pertanian sebanyak 185.000 pekerjaan.
Perekonomian AS perlu menciptakan sekitar 120.000 pekerjaan per bulan untuk mengikuti pertumbuhan populasi usia kerja. "Pasar tenaga kerja tetap sehat, dan kami pikir skenario pertumbuhan ekonomi yang layak dengan inflasi jinak akan berlanjut," kata Aaron Anderson, Kepala Penelitian Fisher Investments di San Francisco seperti dikutip Reuters.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada Selasa lalu bahwa prospek ekonomi AS sangat positif dan ia percaya ekonomi berada di puncak "historis langka" yakni era pengangguran ultra-rendah dan inflasi yang jinak.
Bank Sentral AS menaikkan suku bunga pada akhir bulan pekan lalu untuk ketiga kalinya di tahun ini. The Fed diperkirakan akan mengerek suku bunga lagi pada Desember 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News