kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Dua sektor turun, IHSG dibuka naik tipis


Rabu, 16 September 2015 / 09:19 WIB
Dua sektor turun, IHSG dibuka naik tipis


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka positif pada transaksi perdagangan pagi ini (16/9). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat naik 0,25% menjadi 4.358,24.

Delapan sektor menorehkan kenaikan. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya sektor agrikultur yang naik 1,09%, sektor properti naik 0,9%, dan sektor pertambangan naik 0,47%. Sedangkan dua sektor yang tertekan antara lain sektor keuangan dan sektor industri lain-lain dengan penurunan masing-masing 0,15% dan 0,59%.

Sejumlah saham yang berada di posisi top losers pagi ini di antaranya: PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) naik 12,37% menjadi Rp 109, PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) naik 9,48% menjadi Rp 1.155, dan PT Sentul City Tbk (BKSL) naik 9,46% menjadi Rp 81.

Sedangkan bursa Asia dibuka reli dari posisi terendahnya dalam sepekan terakhir pada hari ini (16/9). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.30 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,6% menjadi 127,35.

Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 1%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,5%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,3%.

Pergerakan positif bursa Asia mengekor lompatan bursa AS tadi malam. Seperti yang diberitakan sebelumnya, indeks Standard & Poor's 500 ditutup dengan kenaikan 1,3%. Salah satu faktor pendorong bursa AS adalah data penjualan ritel yang mencatatkan kenaikan selama dua bulan berturut-turut.

"Ketidakpastian di pasar akan terus berlanjut hingga kita mendapatkan berita dari the Fed. Pasar saat ini diseimbangkan oleh prediksi apakah the Fed akan menaikkan suku bunga atau tidak. Ada juga ketidakpastian mengenai perekonomian China dan pertumbuhan global. Namun ekonomi AS sepertinya cukup kuat untuk menahan kenaikan pada suku bunga," papar James Lindsay, strategist Nikko Asset Management NZ Ltd di Auckland.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×