kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua emiten media ini masuk dalam konglomerasi, berikut rekomendasi sahamnya


Selasa, 15 Juni 2021 / 08:00 WIB
Dua emiten media ini masuk dalam konglomerasi, berikut rekomendasi sahamnya


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua perusahaan media masuk dalam konglomerasi yaitu PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)  yang masuk dalam grup MNC dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang masuk dalam grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). 

MNCN menyumbang kekayaan Rp 8 triliun dari total Rp 30,62 triliun kekayaan Grup MNC dan SCMA yang menyumbang Rp 14,44 triliun pada kekayaan Grup Sariaatmadja. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan, MNCN berhasil membukukan pangsa pasar penonton yang cukup baik. Pangsa pasar pemirsa MNCN mencapai 51,8% pada Mei 2021. Saluran TV andalannya yaitu RCTI berhasil membukukan pangsa pasar pemirsa 36,3%. 

"Kami mengangap ini sebagai pencapaian yang mengesankan, mengingat persaingannya yang ketat dengan SCMA di masa lalu," tulis Christine dalam risetnya, Senin (14/6). Meskipun ada sedikit kenaikan rate card di awal 2021, Christine melihat MNCN dapat mempertahankan pangsa pasar penonton yang kuat. 

Baca Juga: Kinerja Media Nusantara Citra (MNCN) diproyeksikan membaik, ini penyebabnya

MNCN belum mempublikasikan hasil kuartal I-2021, tetapi manajemen mengisyaratkan kepercayaannya tentang pasar periklanan di 2021, yang menunjukkan tren positif. Selain itu, industri diperkirakan meningkat sebesar 8-10% secara tahunan (yoy) pada 2021, dan MNCN mengharapkan kinerja yang lebih baik dari industri.

Pada kuartal keempat 2020, laba bersih MNCN adalah Rp 373,9 miliar turun 34,2% yoy. Secara kumulatif, laba bersih MNCN di 2020 adalah Rp 1,74 triliun atau turun 21,8%. Mengingat basis 2020 yang rendah, Christine memperkirakan MNCN akan mencapai pertumbuhan laba yang substansial sebesar 25,2% yoy di 2021. 

Sementara itu Christine memprediksi Vidio milik SCMA justru akan mengalami kerugian bersih yang besar di tahun ini dibandingkan tahun 2020 karena adanya peningkatan produksi konten pada tahun ini. Namun, jumlah pelanggan berbayar diharapkan lebih tinggi pada 2021 dengan adanya pertandingan sepakbola. Kondisi ini akan mengarah pada banyaknya jumlah pelanggan Vidio. Sehingga meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) Vidio. 

Baca Juga: Supaya Tren Pertumbuhan Berlanjut, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Memperkuat Konten

"Selain itu, kami percaya bahwa dengan semakin banyak konten yang diproduksi oleh Vidio, semakin banyak pelanggan yang bersedia membayar untuk konten utamanya, karena masyarakat Indonesia menyukai serial/film produksi lokal," jelas dia. 

Pada kuartal pertama 2021, pendapatan SCMA sebagian besar masih berasal dari iklan TV, meskipun total iklan digital dan out-of-home (OOH) perusahaan membukukan pertumbuhan yang luar biasa luar biasa sebesar 59,6% yoy menjadi Rp 147,2 miliar. Namun, pendapatan OOH lebih rendah secara tahunan, mengingat kebijakan pembatasan sosial dan WFH, sehingga pengiklan memotong pengeluaran mereka pada platform OOH.

Dengan demikian, menurut Christine pertumbuhan digital SCMA yang kuat terutama didukung oleh Vidio.com, meskipun KLY juga telah berkembang dengan baik. Pendapatan iklan dan langganan yang dipesan dari Vidio.com kini dibagi rata. SCMA juga menyebutkan bahwa 51% dari total pelanggan mendaftar untuk langganan langsung. Pada 2021, SCMA akan memproduksi serial tiga hingga empat drama per bulan. 

Baca Juga: Media Nusantara Citra (MNCN) Bersiap Menerima Kenaikan Iklan

Christine memprediksi rate card SCMA akan melanjutkan kenaikan di 2021, sehingga pendapatan diprediksi tumbuh 7,7% secara tahunan. Pendapatan SCMA mencapai Rp 1,4 triliun di kuartal I-2021 atau tumbuh 7,6% yoy. 

"Kami yakin perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai proyeksi pendapatan 2021 kami mengingat tren musiman bahwa pendapatan lebih baik di kuartal dua," jelasnya.

Asumsi rate card kotor untuk SCMA pada 2021 adalah 9%. Sementara itu, Christine memperkirakan bottom line akan tumbuh sebesar 5,3% yoy sejalan dengan ekspektasi SCMA untuk meningkatkan biaya program tahun ini selama ekspansi pendapatan TV.

Christine masih merekomendasikan beli saham MNCN dengan target harga Rp 1.600 per saham dan saham SCMA Rp 2.000 per saham.

Baca Juga: Fokus migrasi digital, Surya Citra Media (SCMA) siapkan capex hingga Rp 450 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×