kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dua emiten konsumsi ini optimis catatkan pertumbuhan kinerja di 2019


Rabu, 10 April 2019 / 19:33 WIB
Dua emiten konsumsi ini optimis catatkan pertumbuhan kinerja di 2019


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten konsumsi, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) berharap membukukan pertumbuhan kinerja di tahun 2019 ini.

Sebagai catatan, pada akhir 2018 (MYOR) emiten anggota indeks Kompas100 ini, membukukan pendapatan sebesar Rp 24,06 triliun atau naik 16% year on year (yoy). Begitupun laba bersih juga tumbuh 8% yoy menjadi Rp 1,72 triliun.

Sementara itu, GOOD juga meraih pendapatan sebesar Rp 8,05 triliun pada 2018 atau meningkat 8% yoy. Sementara itu, laba bersih atau laba tahun berjalan sesudah efek penyesuaian laba marging entity di akhir 2018 sebesar Rp 425,48 miliar atau meningkat 23% yoy.

Sekretaris Perusahaan MYOR Yuni Gunawan menyatakan bahwa yang menyebabkan kinerja MYOR naik di 2018 karena naiknya angka Penjualan ekspor "Hal ini berkat adanya penetrasi pasar baik di negara yang sudah menjadi tujuan ekspor maupun baru menjadi tujuan ekspor," ujarnya kepada kontan.co.id, Rabu (10/4).

Maka untuk tahun ini, pihak MYOR menetapkan pendapatan mampu mencapai Rp 26 triliun atau tumbuh 8% dari akhir 2018. Sementara laba bersih ditargetkan mencapai Rp 1,8 triliun atau naik 5% dari tahun lalu.

Yuni mengatakan bahwa strategi untuk meningkatkan kinerja di tahun ini adalah dengan tetap mengutamakan kepuasan dan memenuhi kebutuhan konsumen. "Selain itu, kami akan lakukan penambahan kapasitas untuk biskuit, kopi dan wafer," lanjutnya. Namun ia masih enggan mengungkapkan besaran kapasitas tersebut.

Selain itu, Yuni mengungkapkan bahwa di tahun ini pihaknya juga akan terus menggenjot kinerja ekspor. "Kami akan lakukan penambahan kapasitas ekspor terutama ke Rusia dan Vietnam. Terutama untuk produk kopi, biskuit, wafer dan permen," imbuhnya.

Catatan kontan, pada tahun 2018 Mayora berhasil mengirimkan 1.000 kontainer produknya ke Rusia. Sementara sejak lima tahun terakhir pertumbuhan bisnis di Rusia terus naik setinggi 30%. Kesuksesan ini kemudian ditandai dengan keberhasilan Torabika Cappucino menjadi produk leader untuk pasar kopi instan cappucino di negeri tersebut.

Presiden Direktur MYOR, Andre Sukendra Atmadja juga pernah mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan pada tahun 2019 akan ada 2.000 kontainer senilai US$ 40 juta dikirim ke Rusia. "Terutama karena ada produk biskuit baru dan ada varian kopi baru yang diperkenalkan," kata Andre.

Asal tahu saja pada akhir tahun lalu, Mayora mulai memperkenalkan produk kopi Torabika Macchiato. Hal ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat Rusia yang lebih menginginkan rasa aroma kopi yang lebih kuat ketimbang cappucino.

Dengan adanya penguatan di daerah Rusia, Andre mengaku pasar negara tetangganya jadi menjadi lebih potensial untuk dijajaki. Mulai dari negara Eropa timur dan juga negara Asia yang berdekatan dengan Rusia. Selain itu tahun ini akan ada rencana untuk mengicar peluang di pasar Afrika.

Ricky Afrianto, Global Marketing Director MYOR juga pernah menjelaskan bahwa tiap pabrik dari Mayora sejatinya sudah siap untuk penguatan pasar ekspor. Sehingga belum ada investasi baru yang akan digelontorkan. Meski secara finansial perusahaan konsumer ini sudah memilikinya.

Secara kinerja Ricky menjelaskan tahun lalu meski pasar fast moving consumer goods (FMCG) melemah, tapi Mayora berhasil meningkatkan penjualan. Dirinya mengklaim penjualan naik 16% dibanding tahun 2017. Ini berasal dari delapan kategori produk yang dimiliki Mayora.

Secara komposisi ekspor dan domestik diperkirakan akan seimbang yakni 50% dan 50%. Di domestik tahun lalu penjualan didorong oleh utama, dari sektor minuman seperti produk air minum dalam kemasan Le Minerale, dan Teh Pucuk. Sedangkan di pasar ekspor, perusahaan akan aktif ikut pameran dagang agar bisa menambah pembeli baru.

Selanjutnya soal belanja modal pada tahun 2019 ini, Yuni menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan dana sebesar US$ 75 juta. "Sumbernya dari kas internal dan pinjaman bank," tambah dia. Dari jumlah tersebut akan diambil sebesar Rp 1 triliun untuk pembangunan Pabrik di Balaraja, Tangerang yang ditargetkan rampung tahun ini.

Sementara dari pihak Garudafod pernah mengungkapkan bahwa penjualan tahun 2019 akan naik sekitar 15% atau menjadi Rp 9,26 triliun.

ian Astriana, Head of Corporate Communication Garudafood, mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, GOOD akan fokus pada pengembangan pasar domestik dan ekspor. Dian menyebut, caranya, GOOD bakal mengeluarkan produk baru serta memperkuat channel distribusi domestik untuk meningkatkan produktivitas.

Garudafood juga akan mengembangkan pasar di luar negeri. "Dengan cara mencari peluang di negara baru," ujar Dian.

Perusahaan ini juga akan meningkatkan penetrasi pasar di Asia. Saat ini, GOOD sudah mengekspor produknya ke lebih dari 20 negara, dengan fokus utama penjualan ke beberapa pasar Asia Tenggara, China dan India.

Dian juga mengungkapkan, kontribusi pasar lokal bagi pendapatan GOOD sekitar 95%. Sementara sisanya dari ekspor. Sebelumnya, Direktur Utama GOOD Hardianto Atmadja mengatakan, penjualan ekspor akan naik dua digit dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan.

Perusahaan ini juga menyiapkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 800 miliar untuk tahun ini. "Dananya akan dipakai untuk investasi di penambahan pabrik dan gudang," jelas Dian.

Rencananya, GOOD akan menambah tiga pabrik baru. Lokasinya ada di Rancaekek, Bandung, serta Gresik dan Pati. Namun, Dian enggan memaparkan nilai investasi pembangunan tiga pabrik tersebut. Sejak akhir tahun lalu, proses pembangunan pabrik Garudafood sudah berjalan. Dia menambahkan, proses pembangunan pabrik beragam tiap pabriknya.

Ada pabrik yang bangunan fisiknya sudah selesai dan saat ini sudah instalasi mesin. "Ada juga sedang berlangsung pembangunan fisiknya. Seluruhnya ditargetkan rampung tahun ini," kata Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×