kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.798   4,00   0,02%
  • IDX 8.611   -34,87   -0,40%
  • KOMPAS100 1.192   -5,76   -0,48%
  • LQ45 855   -5,02   -0,58%
  • ISSI 308   -0,56   -0,18%
  • IDX30 437   -2,81   -0,64%
  • IDXHIDIV20 510   -3,49   -0,68%
  • IDX80 133   -0,70   -0,53%
  • IDXV30 138   -0,60   -0,44%
  • IDXQ30 140   -0,99   -0,70%

Dominasi Wall Street Angkat Kripto di 2025, Bagaimana Prospek Permintaan 2026?


Selasa, 23 Desember 2025 / 08:05 WIB
Dominasi Wall Street Angkat Kripto di 2025, Bagaimana Prospek Permintaan 2026?
ILUSTRASI. Mata uang digital kripto (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Tahun 2025 menjadi periode spektakuler bagi Bitcoin dan pasar kripto secara luas, seiring menguatnya regulasi ramah kripto di Amerika Serikat (AS) serta semakin besarnya penerimaan Wall Street terhadap aset digital sebagai bagian sah dari portofolio investasi.

Melansir Cointelegraph Selasa (23/12/2025), Bitcoin, Ether, hingga Solana menjadi magnet arus dana global.

Sepanjang 2025, total arus masuk bersih ke ETF Bitcoin spot mencapai US$57 miliar, dengan total aset kelolaan ETF menembus US$114,8 miliar.

Baca Juga: Wall Street Menguat dengan Kenaikan Merata Senin (22/12), Reli Saham Teknologi

Lonjakan adopsi institusional, korporasi, dan bahkan pemerintah menjadi pendorong utama reli harga aset kripto tahun ini.

Namun memasuki 2026, pertanyaan utama yang muncul adalah apakah laju adopsi tersebut dapat berlanjut.

Sejak Oktober 2025, arus dana ke ETF Bitcoin spot mulai melambat dan dalam beberapa pekan berubah menjadi tekanan jual. Kondisi ini diikuti koreksi harga sekitar 30% pada Bitcoin dan 50% pada Ether.

Dalam wawancara dengan Schwab Network, Head of Markets Cointelegraph Ray Salmond mengatakan kinerja pasar kripto di awal 2026 akan sangat bergantung pada sejumlah faktor kunci.

“Melihat bagaimana narasi AI, pemangkasan suku bunga The Fed, cadangan strategis Bitcoin, dan arus ETF mendorong pasar, pertanyaannya adalah apakah narasi yang sama masih mampu mengangkat harga di 2026, atau justru dibutuhkan cerita baru untuk menarik pembeli kembali,” ujarnya.

Baca Juga: Rekomendasi Saham BRI Danareksa Selasa (23/12): Buy ANTM, NCKL, AMRT, dan Sell PJHB

Dampak AI dan Wall Street ke Pasar Kripto

Selain arus ETF dan aktivitas perdagangan di bursa kripto utama seperti Binance dan Coinbase, sentimen investor terhadap skala pembangunan industri kecerdasan buatan (AI) dan kinerja indeks saham berbasis teknologi seperti S&P 500 diperkirakan akan berpengaruh langsung terhadap pasar kripto.

Sepanjang 2025, saham teknologi melonjak seiring ekspansi agresif hyperscaler yang menggelontorkan dana puluhan miliar dolar untuk pusat data, komputasi, GPU Nvidia, dan energi.

Namun memasuki 2026, pasar akan menuntut pembuktian bahwa investasi tersebut dapat dimonetisasi atau setidaknya dibiayai dari arus kas internal.

Pada paruh kedua 2025, saham Oracle, Meta, dan Nvidia sempat terkoreksi ketika investor mulai mempertanyakan risiko arus kas bebas yang berpotensi negatif. Jika kekhawatiran terhadap perusahaan AI dan komputasi kuantum yang sarat utang kembali muncul di 2026, gejolak di Wall Street berpotensi menjalar ke pasar kripto.

Baca Juga: Bursa Asia-Pasifik Menguat Selasa (23/12) Pagi, Sentimen AI Angkat Wall Street

Clarity Act dan Peluang Reli Altcoin

Salah satu katalis bullish yang dinantikan pada awal 2026 adalah kemungkinan disahkannya Clarity Act.

Regulasi ini sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan AS, namun jika lolos, diyakini akan memberikan kepastian hukum bagi industri kripto di Amerika Serikat.

Clarity Act akan memperjelas pembagian kewenangan antara SEC dan CFTC, memperkuat perlindungan konsumen, serta membuka ruang inovasi bagi sektor fintech.

Aturan yang lebih jelas juga diharapkan mendorong perusahaan kripto yang sebelumnya pindah ke luar negeri untuk kembali berkantor pusat di AS sebuah sentimen positif bagi altcoin, DeFi, dan aset kripto berkapitalisasi besar.

Baca Juga: Kontrak Baru Hingga Ekspansi Bisnis Bengalon, Bikin Saham Darma Henwa (DEWA) Menarik

Kebijakan The Fed dan Efek “Easy Money”

Dari sisi makro, kebijakan The Federal Reserve diperkirakan bergerak menuju rezim easy money, terutama jika Presiden Donald Trump menunjuk ketua The Fed yang sejalan dengan kebijakan pro-pertumbuhan.

Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga hingga 100 basis poin pada 2026.

Meski pemangkasan suku bunga umumnya dipandang bullish bagi aset berisiko seperti kripto, Salmond menilai pasar menghadapi “dua realitas yang bertabrakan”.

Di satu sisi, ekonomi AS menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja dan tekanan biaya akibat tarif serta kenaikan premi asuransi.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Saham JSMR, AMRT, dan IMPC untuk Selasa (23/12)

Di sisi lain, investor berharap suku bunga rendah mendorong kredit, konsumsi, dan reli aset.

Dilema utama di awal 2026 adalah apakah reli akan berlanjut seiring pelonggaran moneter, atau justru terjadi aksi jual setelah kebijakan tersebut benar-benar dikonfirmasi.

Secara keseluruhan, prospek 2026 dinilai masih cenderung positif, didukung kombinasi kebijakan Trump, arah suku bunga The Fed, dan regulasi kripto yang lebih ramah.

Namun keberhasilan monetisasi investasi AI dan dampak riil penurunan suku bunga terhadap ekonomi akan menjadi faktor penentu arah pasar pada kuartal I dan II 2026.

Selanjutnya: 6 Ide Kado Natal Untuk Penggemar Buku, Kutu Buku Dijamin Suka

Menarik Dibaca: 6 Ide Kado Natal Untuk Penggemar Buku, Kutu Buku Dijamin Suka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×