Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) sedang terguncang pekan ini. Pada Jumat (8/9) pukul 11.18 WIB, indeks dollar berada di level 91,22. Ini adalah level terendah sejak 2 Januari 2015 atau lebih dari 30 bulan.
Nilai tukar greenback memang dalam tekanan belakangan. Paling baru, klaim pengangguran AS meningkat pesat ke level 298.000 pada akhir pekan lalu. Kenaikan klaim mencapai lebih dari 62.000.
Sebesar 95,6% dari kenaikan ini berasal dari Texas, yang masih dalam pemulihan akibat guncangan badai Harvey sejak akhir Agustus lalu. Memang, jika mengecualikan efek badai, klaim pengangguran tidak banyak berubah.
Tapi, mau tidak mau AS harus menanamkan dana pemulihan di kawasan industri minyak yang mengontribusi sekitar 25% produksi minyak mentah AS. Ini akan menambah beban keuangan bagi Negeri Paman Sam. Belum tuntas pemulihan akibat Harvey, AS harus menghadapi badai Irma yang mendekati Florida.
Tekanan lain, Gubernur The Fed New York, William Dudley kemarin mengatakan bahwa bank sentral harus menaikkan suku bunga secara bertahap. Pasar keuangan masih menanti realisasi kenaikan suku bunga lanjutan di akhir tahun.
Sentimen negatif atas dollar AS juga datang dari Eropa. European Central Bank (ECB) pada Kamis malam mengungkapkan bahwa musim gugur ini, alias bulan depan, ECB kemungkinan akan mengumumkan pengurangan stimulus ekonomi.
Nilai tukar euro menguat ke level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir. Ini berkebalikan dengan dollar AS yang menyentuh level terendah di periode yang sama.
"Aksi beli euro dipicu oleh kemungkinan tapering yang dimulai Oktober. Tapi, secara umum ECB masih dovish dan kemungkinan akan akan penurunan euro," kata Junichi Ishikawa, senior FX strategist IG Securities kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News