kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dollar AS tunduk terhadap yen


Minggu, 21 Juni 2015 / 16:51 WIB
Dollar AS tunduk terhadap yen


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pernyataan pihak The Fed terkait suku bunga acuannya belum memuaskan pasar. Walhasil, dollar Amerika Serikat (AS) pun mengaku kalah terhadap Yen. Mengacu data Bloomberg pada hari Jumat (19/6), pasangan USD/JPY melemah 0,2% ke level 122,71.

Alwy Assegaf, Analis SoeGee Futures menjelaskan, merosotnya USD/JPY masih disebabkan oleh hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang kurang sesuai dengan ekspektasi pasar. Pihak The Fed belum menuturkan secara gamblang besaran dan kapan mereka akan mengerek suku bunga acuannya. Negeri Paman Sam hanya membeberkan bahwa mereka akan menaikkan suku bunganya di akhir tahun ini atau awal tahun 2016 dengan syarat data-data perekonomian AS yang kinclong.

Selain itu, Jumat (19/6) malam, Gubernur The Fed cabang San Fransisco, John Williams memprediksi mereka akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali di sisa tahun 2015. Pernyataan tersebut serupa dengan penuturan Gubernur The Fed, Janet Yellen sebelumnya karena masih kurang garang. "Pernyataan The Fed yang dovish ini lebih lunak dalam prospek kenaikan suku bunga, membuat dollar AS terkoreksi," ujarnya.

Apalagi pada Kamis (18/6), AS merilis data inflasi Consumer Price Index (CPI) per Mei 2015 yang tercatat 0,4%, kurang sesuai dengan ekspektasi pasar yang dipatok 0,5%. Begitu pula dengan data inflasi di luar sektor makanan dan energi Core CPI per Mei 2015 yang hanya mencapai 0,1%, level terendah sejak awal tahun.

Dengan data yang belum menggembirakan, rencana AS untuk mendongkrak besaran suku bunganya semakin kecil. Hal inilah yang turut melemahkan kinerja USD/JPY.

Menurut Alwy, jika The Fed siap mengetatkan kebijakan moneternya, maka Bank of Japan (BOJ) menjalankan kebijakan moneter longgar. Jumat (19/6), Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda menyatakan bahwa mereka memiliki banyak cara untuk mencapai target inflasi tahun ini, sebesar 2%. Artinya, mereka memberikan sinyal untuk menggelontorkan stimulus moneter lagi jika dibutuhkan.

Alwy memprediksi, Senin (22/6), USD/JPY akan menguat. Sebab, secara teknikal, pairing tersebut sudah mendekati area jenuh jual (oversold) area sehingga minat beli akan muncul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×