Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Posisi dollar AS masih loyo jika berhadapan dengan sejumlah mata uang utama dunia. Dengan demikian, pelemahan si hijau ini sudah berlangsung selama tiga hari terakhir.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.05 waktu Tokyo, nilai tukar dollar AS berada di posisi US$ 1,2305 per euro dari posisi US$ 1,2322 pada 27 Juli lalu. Sedangkan mata uang euro berada di level 96,60 yen dari 96,67 yen pada 27 Juli lalu.
Pelemahan dollar terjadi sebelum the Federal Reserve menggelar pertemuan dua hari yang dimulai besok (31/7). Pelaku pasar berspekulasi, bank sentral kemungkinan besar akan memberikan sinyal penggelontoran stimulus tambahan yang dapat memperlemah posisi dollar.
"The Fed memberikan indikasi kesiapannya melakukankan pelonggaran kebijakan moneter lanjutan. Hal ini berdampak positif bagi pasar saham. Sedangkan dollar dilanda aksi jual karena investor berani mengambil risiko," papar Daisaku Ueno, senior currency and debt strategist Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.
Sedangkan penguatan euro pagi ini dipicu oleh sentimen positif yang berasal dari Eropa. Pimpinan Bank Sentral Eropa Mario Draghi dijadwalkan akan menggelar pertemuan dengan Presiden Bundesbank Jens Weidmann dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan pernyataan resmi kedua bank sentral, pertemuan tersebut untuk membicarakan kebijakan konkret baru untuk menggairahkan kembali perekonomian Eropa. Salah satunya adalah pembelian obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News