kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Dolar AS Tertekan Shutdown Pemerintahan, Begini Dampaknya ke Rupiah


Kamis, 02 Oktober 2025 / 18:35 WIB
Dolar AS Tertekan Shutdown Pemerintahan, Begini Dampaknya ke Rupiah
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan sejak sepekan terakhir. Dalam sepekan, indeks dolar AS sudah melemah 0,97%. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/09/2025


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan sejak sepekan terakhir. Dalam sepekan, indeks dolar AS sudah melemah 0,97%.

Berdasarkan Trading Economics, pada Kamis (2/10) pukul 18.10 WIB, indeks dolar AS (DXY) berada di level 97,589 atau turun 0,12% secara harian. 

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang mencermati, berlanjutnya pelemahan dolar AS terutama dipicu oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), seiring data ekonomi AS yang mulai melemah. 

“Kondisi ini membuat imbal hasil US Treasury (UST) turun, sementara posisi dolar AS di pasar global banyak dipangkas,” jelasnya kepada Kontan, Kamis (2/10/2025).

Baca Juga: Otot Dolar AS Melemah, Rupiah Mampu Merangkak Naik?

Selain itu, penutupan sementara (shutdown) pemerintahan AS yang menunda rilis sejumlah data ekonomi penting, termasuk non-farm payroll (NFP) turut mendorong investor mengurangi eksposur terhadap dolar AS.

“Tanpa data ekonomi kunci, arah kebijakan The Fed menjadi lebih sulit diprediksi,” imbuh Hosianna.

Ke depan, hingga akhir tahun, ia memandang arah pergerakan dolar AS masih akan sangat ditentukan oleh durasi shutdown dan kejelasan data ekonomi AS. 

Lebih lanjut, komunikasi The Fed mengenai jalur suku bunga, pergerakan imbal hasil US Treasury, serta tingkat selera risiko (risk appetite) investor global juga akan menjadi penggerak dolar AS.

Bagi rupiah, pelemahan dolar AS cenderung mengurangi tekanan, namun hanya jangka pendek. Hal ini, kata Hosianna, terlihat dari pairing USD/IDR yang pada perdagangan hari ini bergerak sempit di kisaran Rp 16.595–Rp16.620 per dolar AS, dengan kurs JISDOR berada di Rp 16.612. Ditambah lagi, Bank Indonesia (BI) juga aktif melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas rupiah.

Baca Juga: Rupiah Kembali Menguat ke Rp 16.598 per Dolar AS Hari Ini, Simak Faktor Pendukungnya

Dalam skenario dasar (base case), Hosianna memprediksi potensi penguatan mata uang Garuda bertahap masih terbuka. Apalagi, jika pelemahan dolar AS berlanjut dan arus masuk modal ke domestik stabil. 

“Namun, sebaliknya, risiko pelemahan rupiah tetap ada apabila imbal hasil UST kembali naik atau sentimen global memburuk,” ujarnya.

Dengan tren pelemahan dolar AS saat ini, Hosianna menaksir rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 16.550–Rp16.700 pr dolar AS dalam jangka pendek.

Selanjutnya: Gappri Apresiasi Keputusan Pemerintah Tahan Tarif Cukai Rokok 2026

Menarik Dibaca: 4 Manfaat Minum Cuka Apel Sebelum Tidur, Bagus untuk Gula Darah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×