kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.309   11,00   0,07%
  • IDX 7.549   58,54   0,78%
  • KOMPAS100 1.074   11,78   1,11%
  • LQ45 797   1,67   0,21%
  • ISSI 255   1,37   0,54%
  • IDX30 411   0,99   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   -0,57   -0,12%
  • IDX80 120   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,14   -0,11%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

Dolar AS Hilang Pamor, Investor Buru Yen sebagai Mata Uang Safe Haven


Senin, 14 April 2025 / 20:33 WIB
Dolar AS Hilang Pamor, Investor Buru Yen sebagai Mata Uang Safe Haven
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) alias USD kembali menunjukkan pelemahan signifikan seiring ketegangan perang dagang yang masih berlanjut. Dalam situasi ini, yen menjadi salah satu valuta yang bisa dipertimbangkan investor. ( The Yomiuri Shimbun )


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) alias USD kembali menunjukkan pelemahan signifikan seiring ketegangan perang dagang yang masih berlanjut. Dalam situasi ini, yen menjadi salah satu valuta yang bisa dipertimbangkan investor. 

Berdasarkan data Trading Economics, Senin (14/4) pukul 17.17 WIB, indeks dolar AS (DXY) melemah 0,51% di level 99,598. Itu menjadi level terendah DXY dalam tiga tahun.

Sejalan, pairing USD/JPY pun menurun 0,44% secara harian di level US$ 142,802. Secara akumulatif setahun, penurunannya telah mencapai 7,35%. 

Baca Juga: Yen Masih Perkasa, Berlanjut Hingga Akhir Tahun?

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut, penurunan dolar AS ini mendorong investor beralih ke valuta safe haven lainnya. Salah satunya yen. 

“Dolar AS telah kehilangan kepercayaan investor, sehingga mereka cenderung berpindah ke CHF dan JPY,” sebut Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (14/4). 

Menurut Lukman, potensi penguatan yen masih sangat besar, menimbang tren dedolarisasi yang semakin kuat. Saat ini, USD masih tertekan sejumlah sentimen negatif. Selain kebijakan tarif Trump yang meningkatkan ketegangan perang dagang, potensi resesi di AS juga memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. 

Hal serupa disampaikan Research & Development PT Trijaya Pratama Futures Alwy Assegaf. Menurutnya kebijakan moneter yang nantinya akan diambil oleh The Fed itu cenderung ke arah yang lebih dovish

”Bahkan pasar saat ini memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga tiga kali,” papar Alwy kepada Kontan.co.id, Senin (4/4).

Baca Juga: Perusahaan Milik Warren Buffett Menerbitkan Obligasi Yen

Di saat yang sama, Bank of Japan (BOJ) justru diperkirakan akan menaikkan suku bunganya. Hal ini turut menambah sentimen positif karena return yang didapat investor akan semakin besar. Dengan itu, yen dapat menjadi pilihan menarik bagi investor.

“Masih nyaman untuk masuk (ke pasar yen) kapan pun,” kata Lukman.

Menurutnya, yen masih akan menguat ke rentang US$ 135–US$ 140 dalam semester ini. Bahkan, ada potensi menyentuh US$ 125 hingga akhir tahun.

Sementara menurut Alwy, yen bisa berada di level support US$ 137 dan resistance di US$ 151 hingga akhir tahun nanti. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×