kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS menguat terhadap mata uang dunia beberapa waktu terakhir, ini pemicunya


Senin, 06 Desember 2021 / 18:48 WIB
Dolar AS menguat terhadap mata uang dunia beberapa waktu terakhir, ini pemicunya
ILUSTRASI. Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) terus perkasa dalam beberapa waktu terakhir. Tengok saja, ketika disandingkan dengan rupiah, dolar AS terus berada dalam tren penguatan. 

Pada 12 November, pairing USD/IDR berada di level 14.202, namun pada Senin (6/12) ditutup di level 14.442. Artinya, dalam kurun waktu tersebut, rupiah melemah 1,68% di hadapan dolar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, penguatan dolar AS tidak terlepas dari sikap The Fed yang tiba-tiba berubah menjadi hawkish dengan menganggap inflasi yang terjadi tidak lagi bersifat sementara. 

Imbas hal ini, pelaku pasar pun mengekspektasikan tapering akan berlangsung lebih cepat dan memicu kenaikan suku bunga acuan AS lebih cepat dari perkiraan.

Baca Juga: Sentimen eksternal masih membayangi, rupiah berpeluang melemah pada Selasa (7/12)

“Pengurangan pembelian obligasi saat ini sebesar US$ 15 miliar per bulan, namun dengan The Fed yang hawkish, bisa saja menjadi US$ 30 miliar per bulan. Hal ini bisa membuat kenaikan suku bunga acuan yang diperkirakan di kuartal III/IV-2022 menjadi kuartal II-2022,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Senin (6/12). 

Reny menyebut penguatan indeks dolar AS masih akan terus berlanjut selama belum ada kepastian mengenai timeline ataupun pernyataan dan sikap resmi dari The Fed soal perubahan kebijakan tersebut. Ia memperkirakan, indeks dolar AS masih akan melaju ke arah 97 dalam waktu dekat ini, 

Senada, analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya meyakini sentimen penguatan dolar akan berlangsung hingga kuartal I-2022 ketika The Fed sudah sukses memperketat dana stimulus moneter dengan pelaksanaan tapering yang saat ini berjalan. 

Berdasarkan hitungannya, bukan tidak mungkin indeks dolar AS akan kembali ke kisaran 98-100.

Terkait fundamental rupiah, Reny menyebut kondisinya saat ini tidak terlalu berpengaruh besar. Pasalnya, pasar uang sangat sensitif terhadap isu eksternal. Jadi sekalipun secara data ekonomi yang akan dirilis pada bulan ini masih akan positif, dinilai tidak akan mampu membendung penguatan dolar AS.

“Tetapi, ketika sudah ada kepastian, pasar dengan sendirinya akan priced in dan mengantisipasinya, alhasil penguatan dolar AS akan memudar,” imbuhnya. 

Baca Juga: Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS, ini komentar BI

Dengan sentimen utama pasar uang masih datang dari AS, Reny menyarankan investor untuk memegang mata uang dolar. Apalagi, secara fundamental, pemulihan ekonomi AS jauh lebih baik dibanding negara-negara lain seiring data ekonominya, baik dari manufaktur, data pekerjaan, hingga inflasi yang jauh lebih baik dari ekspektasi. 

Sementara untuk negara lain, kebijakan yang diambil bank sentralnya masih pada tahap normalisasi sehingga mata uangnya berpotensi masih akan tertekan ketika disandingkan dengan dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×