kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS Melanjutkan Kenaikan, Begini Nasib Mata Uang Lain


Senin, 26 September 2022 / 17:03 WIB
Dolar AS Melanjutkan Kenaikan, Begini Nasib Mata Uang Lain
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah pada Senin (26/9).


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah pada Senin (26/9). Efek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) sebesar 75 basis points (bps) tiga kali berturut-turut masih menjadi penyokong utama penguatan dolar AS. 

Pada Senin (26/9), kurs rupiah spot melemah 0,61% atau ke Rp 15.130 per dolar AS. Sementara di kurs rupiah Jisdor melemah 0,55% ke Rp 15.119 per dolar AS.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan dolar AS menguat oleh ekspektasi suku bunga dari the Fed yang terus meningkat. Ekspektasi ini diperkuat sepekan terakhir setelah data inflasi AS dan dilanjutkan dengan sikap the Fed yang lebih hawkish pada FOMC September. 

"Dampaknya, indeks dolar AS yang terus mencetak rekor tertinggi dan menembus 114,68 sebelum sedikit terkoreksi," Kata Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (26/9). 

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,56% ke Rp 15.119 pada Senin (26/9)

Penguatan nilai tukar dolar AS membuat beberapa mata uang dunia lainnya terutama mata uang poundsterling (GBP) yang mencetak rekor terendah dalam sejarah. Stimulus fiskal dari pemerintah Inggris membuat kebijakan pengetatan dari Bank of England menjadi kurang efektif. 

Sedangkan mata uang yen seharusnya telah menembus 150 per dolar AS jika Bank of Japan tidak mengintervensi yen pada minggu lalu. 

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 15.130 pada Senin (26/9), Dolar AS Rekor Lagi

Mata uang komoditas dan rupiah ikut melemah oleh sentimen kekuatiran resesi yang menyebabkan investor melepas mata uang berisiko. Lukman memperkirakan The Fed masih akan hawkish hingga awal tahun depan. Dia meramalkan suku bunga the Fed akan mencapai 4,25% akhir tahun dan 4,75% pada tahun depan. 

Sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS berasal dari suku bunga, inflasi yang tinggi, dan kekuatiran resesi. Menurut Lukman hingga saat ini tidak ada mata uang yang menarik untuk dikoleksi dan diperkirakan semua mata uang masih akan melanjutkan pelemahan. 

"GBP dan EUR akan melemah terbesar, disusul JPY (tergantung kebijakan intervensi BoJ). AUD dan rupiah pun dihindari investor, namun surplus perdagangan besar masih akan terus membatasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS," ujar Lukman. 

Baca Juga: BI Catat Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun pada Kuartal II 2022

Lukman menegaskan penyokong penguatan rupiah adalah kenaikan suku bunga dan inflasi Indonesia yang terkendali dan surplus besar yang berkepanjangan. Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di Rp 15.300 per dolar AS-Rp 15.500 per dolar AS dalam waktu dekat dan Rp 15.800 per dolar AS-Rp 16.000 per dolar AS di akhir tahun. 

"Saya melihat walau BI pada pertemuan sebelumnya menargetkan pasar dengan kenaikan 50 bps, namun ini masih sangat kurang agresif dibandingkan dengan the Fed yang telah menaikkan suku bunga berkali-kali dengan besaran 75 bps," pungkas Lukman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×