Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Sementara militer AS pada Ahad (29/12) melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap kelompok milisi yang didukung Iran. Ini memberikan dukungan terbatas terhadap emas yang digunakan sebagai investasi yang aman di saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Minat investor terhadap emas melonjak tahun ini karena ketidakpastian geopolitik, termasuk protes di Hong Kong dan ketegangan di semenanjung Korea, serta perang tarif AS-China yang berdampak kepada pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga: Harga emas Antam tak berubah pada level Rp 762.000, Senin (30/12)
Harga emas sudah naik hampir 18% sepanjang tahun ini dan berada di jalur kenaikan tahunan terbesar sejak 2010 lalu. Namun, perkembangan perang dagang AS-China dan pertumbuhan yang lambat tapi stabil dalam ekonomi global bisa mengurangi reli emas di tahun depan.
"Emas sebagai aset tanpa bunga akan menghadapi tantangan besar karena pasar mempertimbangkan risiko penurunan yang memudar dan nada geopolitik yang lebih lembut," sebut Benjamin Lu, Analis Phillip Futures dalam sebuah catatan.
"Harga emas kemungkinan akan mengalami kenaikan bullish di tengah tingginya optimisme pasar untuk kuartal satu 2020," imbuh dia seperti Reuters lansir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News