kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Dolar AS Kembali Menguat, Investor Kena Rugi Kurs Saat Investasi Kripto?


Jumat, 30 Mei 2025 / 20:40 WIB
Dolar AS Kembali Menguat, Investor Kena Rugi Kurs Saat Investasi Kripto?
ILUSTRASI. Representasi dari cryptocurrency bitcoin terlihat dalam gambar ilustrasi ini yang dibuat di Paris, Prancis, 9 Maret 2024. REUTERS/Benoit Tessier/Illustration


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali lesu terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Lantas apakah investor kripto akan terkena dampak rugi kurs?

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan potensi terkena rugi kurs tetap ada, tetapi tergantung dari aset yang dipilih dan waktu untuk merealisasikan profit taking.

Dicontohkan, berinvestasi pada koin USDT yang merupakan stabler dolar umumnya menjadi pilihan di tengah pelemahan rupiah.

"Saat dolar tinggi, transaksi USDT kami naik dua kali lipat yang artinya terlihat bahwa user membeli untuk mengalahkan kurs rupiah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (30/5).

Saat ini, dolar AS kembali menguat tercermin dari penguatan indeks dolar (DXY). Berdasarkan Trading Economics, DXY menguat 0,22% dalam 24 jam terakhir ke 99,49 per Jumat (30/5) pukul 20.17 WIB, mengakumulasi penguatan 0,32% dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Bulan Juni Kinerja Bitcoin dan Ethereum Muram, Ada Koin yang Menarik?

Meski dolar AS kembali menguat, investasi pada aset kripto untuk jangka panjang masih baik. Kembali dicontohkan koin USDT, yang mana tidak pernah rupiah lebih lemah dari dolar AS.

Jika masih ragu, Fyqieh menyebutkan bahwa investor juga bisa melirik stablecoin lainnya seperti PAXG yang mengikuti harga emas. "Namun memang, kalau Bitcoin tergantung user take profit saat untung," tegasnya.

Secara umum, prospek aset kripto tahun 2025 tetap menarik. Untuk Bitcoin, Fyqieh menuturkan prospeknya tetap optimis didorong oleh kemungkinan pivot dari Federal Reserve dan meningkatnya arus modal institusional.

Dalam skenario dasar, yakni inflasi terus menurun dan The Fed mulai menurunkan suku bunga secara bertahap, Bitcoin diperkirakan memiliki peluang untuk mencapai level US$ 140.000 pada Desember 2025.

Target ini sejalan dengan pola historis pasca-halving serta meningkatnya permintaan aset kripto di tengah kondisi likuiditas moneter yang lebih longgar.

Dalam skenario yang lebih bullish, Bitcoin bahkan diproyeksikan dapat menembus US$ 180.000. Beberapa analis juga memperkirakan bahwa kisaran US$ 120.000 – US$ 130.000 bisa dicapai lebih awal di paruh kedua 2025.

Baca Juga: Glassnode: Investor Ritel ETF Ethereum Rugi Rata-Rata 21%

"Oleh karena itu, target US$ 140.000 di akhir tahun dianggap realistis selama tren makro dan adopsi institusional tetap mendukung," terangnya.

Selain itu, sejumlah koin dipandang menarik untuk dicermati, seperti XRP. Memang, secara teknikal saat ini XRP tengah menghadapi tekanan, tetapi sentimen fundamental tetap positif.

Inisiatif seperti pembentukan cadangan XRP senilai US$ 300 juta oleh Webus dan meningkatnya potensi pemanfaatan On-Demand Liquidity (ODL) mendukung narasi jangka panjang XRP sebagai aset utilitas di sektor pembayaran global.

"Namun, pasar tampaknya masih menantikan katalis lanjutan untuk menggerakkan harga keluar dari fase sideways ini," sebutnya.

Target realistis XRUP untuk Desember 2025 berada di kisaran US$ 4 hingga US$ 5 per koin. Rentang ini memperhitungkan peningkatan utilitas XRP dalam sistem pembayaran lintas negara oleh bank dan fintech, serta efek pengganda (multiplier effect) dari reli Bitcoin yang mendorong seluruh pasar kripto.

Lalu ada Solana (SOL) seiring menguatnya kembali narasi Ethereum killer. Dengan asumsi kondisi pasar kripto bergerak dalam tren bullish, SOL diperkirakan memiliki peluang untuk mencapai level US$ 203 per koin pada Desember 2025, mengingat meningkatnya adopsi Solana dalam sektor meme coin, NFT, dan DeFi yang mulai pulih.

Pendorong utama pertumbuhan harga SOL termasuk peningkatan performa dan skalabilitas jaringan, efisiensi biaya, serta antusiasme terhadap platform smart contract yang lebih cepat dan murah dibandingkan pesaing.

Selain itu, jika fase altcoin season terjadi menjelang 2026, skenario sangat bullish bisa mendorong harga SOL menembus batas psikologis $200 dan berpotensi lebih tinggi.

Baca Juga: Orang Kaya Indonesia Beralih Ke USDT, Apa Itu USD? Berikut Kegunaan Uang Kripto USDT

Namun demikian, risiko tetap perlu diperhatikan. Gangguan teknis seperti downtime jaringan yang pernah terjadi sebelumnya dapat menekan kepercayaan investor. Selain itu, kompetisi dari layer-1 pesaing seperti Aptos dan Sui yang menawarkan teknologi serupa bisa membuat performa SOL tertinggal jika tidak ada inovasi lanjutan.

Selanjutnya, Hedera (HBAR) yang diproyeksikan berpotensi mencatatkan return positif yang solid.

"Target realistis berada di kisaran US$ 0,20 per koin pada Desember 2025, didukung oleh ekspektasi peningkatan kemitraan strategis dengan perusahaan besar serta efek limpahan (spillover) dari reli altcoin secara menyeluruh," paparnya.

Dalam skenario optimistis yang lebih ekstrem, harga HBAR bahkan berpotensi menembus US$ 0,30 apabila terjadi kombinasi antara euforia pasar yang tinggi dan perkembangan fundamental yang signifikan, misalnya peningkatan volume transaksi enterprise, ekspansi tokenisasi aset nyata (RWA), atau peningkatan adopsi dari sektor publik.

"Namun, untuk mencapai skenario tersebut, diperlukan dukungan sentimen pasar yang sangat kuat serta keberlanjutan inovasi di ekosistem Hedera," tutupnya.

Selanjutnya: Premi Asuransi Digital Bersama (YOII) Tembus Rp 222 Miliar hingga April 2025

Menarik Dibaca: Inspirasi Aroma Wewangian Terbaik untuk Rumah Minimalis Modern

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×