Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Juni sering kali bukan waktu yang bersinar bagi pasar kripto. Data historis menunjukkan bahwa periode ini kerap diwarnai pergerakan lesu, terutama untuk dua aset utama, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
CEO Indodax, Oscar Darmawan dalam risetnya, Selasa (27/5) menyebutkan rata-rata imbal hasil BTC di Juni turun 0,35%, menjadikannya bulan terburuk kedua setelah September. Sementara itu, ETH dengan rata-rata return bulanan mencapai minus 7,45%.
Namun, di tengah potensi stagnasi tersebut dia menilai ada empat aset kripto yang justru menunjukkan sinyal teknikal positif. Lalu, dengan dukungan fundamental yang kuat sehingga menarik diperhatikan oleh investor sepanjang Juni 2025.
Pertama, Binance Coin (BNB) yang dilihat siap breakout menuju US$ 1.000. Oscar menjelaskan, BNB kembali mencuri perhatian setelah ekosistemnya bersiap menjalani upgrade Maxwell, peningkatan besar di jaringan BNB Smart Chain (BSC).
Baca Juga: Bitcoin Jatuh ke Bawah US$ 109.000, Pemegang Jangka Panjang Justru Tambah Posisi
Pembaruan ini menargetkan peningkatan performa secara signifikan, mulai dari pemangkasan waktu blok menjadi 0,75 detik, penurunan latency transaksi hingga di bawah satu detik, hingga kemampuan menangani 100 juta transaksi per hari. Hal tersebut menunjukkan ambisi besar BSC untuk bersaing di level infrastruktur global.
Secara teknikal, grafik mingguan BNB menunjukkan pola cup and handle, salah satu pola klasik yang sering diikuti lonjakan harga signifikan. "Target breakout menuju US$ 1.000 kini jadi perhatian banyak trader," paparnya.
Kedua, Polkadot (DOT) yang didukung elastic scaling dan yield tinggi. DOT memasuki fase baru dari roadmap Polkadot 2.0, setelah sukses dengan agile coretime dan asynchronous backing, kini giliran fitur elastic scaling diluncurkan.
Baca Juga: Pada Akhir Tahun 2025, Bitcoin Berpeluang Terbang Menuju US$ 120.000
Fitur tersebut memungkinkan parachain mendapatkan alokasi core secara dinamis, meningkatkan performa komputasi dan throughput data di jaringan utama. "Selain itu, staking reward DOT saat ini mencapai 11,5%, menjadikannya salah satu aset yang menarik untuk investor yang mengejar pendapatan pasif," katanya.
Dari analisis teknikal, DOT membentuk double bottom di level US$ 3,60 dan mulai memasuki fase CD dari pola harmonik XABCD, yang sering menandai awal dari tren kenaikan baru.
Ketiga, Pepe (PEPE) yang meskipun berasal dari kategori meme coin, PEPE tampil beda berkat akumulasi besar-besaran oleh whale dan investor institusi.
Pada chart harian, PEPE membentuk bullish flag yang kuat, menandakan fase konsolidasi sehat pasca kenaikan. Harga PEPE juga telah melewati level 61,8% Fibonacci retracement di US$ 0,000017, zona krusial dalam analisis teknikal.
Ditambah lagi, moving average 50 dan 200 hari semakin dekat membentuk golden cross, sinyal klasik untuk momentum naik lanjutan. Jika tekanan beli berlanjut, retest ke all-time high di US$ 0,000028 dinilai bukan hal yang mustahil.
Keempat Solana (SOL) didorong transformasi Alpenglow dan sinyal bullish. Solana tengah menyiapkan upgrade besar bernama Alpenglow yang akan menggantikan sistem konsensus lamanya, Proof of History dan Tower BFT, dengan mekanisme baru yang dirancang khusus untuk kebutuhan aplikasi real-time.
Transformasi ini diproyeksikan akan menurunkan latency jaringan secara signifikan dan meningkatkan efisiensi skalabilitas, sehingga membuka peluang lebih luas bagi pengembang dan pengguna institusional untuk masuk ke ekosistem Solana.
Dari sisi teknikal, SOL menunjukkan pola bullish flag dan falling wedge, dua struktur yang sama-sama menandakan potensi breakout ke atas. Ditambah dengan formasi golden cross yang hampir terbentuk, banyak analis menilai SOL sedang berada di ambang fase bullish baru yang bisa membawa harga mendekati kembali all-time high-nya.
Baca Juga: Minat Investor pada Bitcoin Naik, Transaksi Kripto Rp 32,45 Triliun per Maret 2025
Selain empat aset tersebut, beberapa altcoin lain juga menunjukkan potensi menarik sepanjang Juni. Hedera (HBAR), misalnya, mencatat lonjakan besar pada saldo stablecoin di jaringannya yang mendukung indikasi bahwa likuiditas dan adopsi kian menguat.
Sementara itu, Uniswap (UNI) berpeluang terdorong oleh pertumbuhan Unichain, yang makin memperluas skenario penggunaan decentralized exchange (DEX) di ekosistem Ethereum.
Di sisi lain, Monero (XMR) kembali mendapatkan sorotan karena meningkatnya permintaan terhadap aset digital yang mengutamakan privasi, terutama di tengah ketatnya regulasi global. Tron (TRX) pun tampil solid berkat perannya sebagai tulang punggung pemrosesan stablecoin lintas jaringan, yang masih mendominasi volume transaksi di Asia.
"Meskipun tidak semua dari mereka menunjukkan sinyal teknikal sekuat BNB atau SOL, kekuatan fundamental dan narasi ekosistem bisa jadi kunci performa positif di tengah pasar yang sideways," imbuhnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Masih Bullish Meski Terkoreksi 10%
Selanjutnya: Inspirasi Aroma Wewangian Terbaik untuk Rumah Minimalis Modern
Menarik Dibaca: Inspirasi Aroma Wewangian Terbaik untuk Rumah Minimalis Modern
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News