kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Dolar AS dihindari, rupiah menguat 0,26% dalam sepekan


Jumat, 23 Oktober 2020 / 18:08 WIB
Dolar AS dihindari, rupiah menguat 0,26% dalam sepekan
ILUSTRASI. Jumat (23/10) rupiah bergerak flat dan ditutup di level Rp 14.660 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mencatatkan penguatan 0,26% dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan hari ini, Jumat (23/10) rupiah bergerak flat dan ditutup di level Rp 14.660 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Penguatan rupiah dalam sepekan juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI) setelah rupiah berhasil naik 0,19%. Padahal pada perdagangan hari ini, mata uang Garuda di kurs Jisdor turun ke level Rp 14.738 per dolar AS atau melemah 0,27%. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan, penguatan rupiah dalam sepekan terakhir tidak terlepas dari volatilitas dolar AS dalam seminggu terakhir. Dolar AS dalam sepekan ini tercatat cenderung melemah.

“Pelemahan dolar AS didorong oleh harapan pasar terhadap stimulus AS seiring ada pernyataan optimistis dari ketua DPR AS dan Donald Trump sehingga beri efek positif terhadap rupiah pekan ini,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10).

Baca Juga: Bergerak flat pada Jumat (23/10), kurs rupiah menguat 0,26% dalam sepekan

Faisyal menambahkan, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh data ekonomi di negara maju yang sudah memberi sinyal positif seperti data ekonomi dari China, Jerman, dan negara Eropa lainnya. Sentimen lainnya yang juga mendorong penguatan rupiah adalah adanya pengesahan stimulus dari Food and Drug Administration (FDA) untuk menangani virus corona. 

Sementara pada pekan depan, kondisi berbalik akan dihadapi oleh rupiah. Faisyal memperkirakan rupiah akan memiliki volatilitas yang cukup besar. Pasalnya pada pekan depan akan ada kelanjutan pemilihan presiden AS. Pasar disebut akan menantikan dan mengamati perkembangan dari pilpres tersebut.

“Jika Joe Biden menang, mungkin akan membuat rupiah menguat karena ada peluang dolar melemah di balik kebijakan kenaikan pajak korporasi dari partai Demokrat. Serta rencana partai Demokrat yang akan meluncurkan paket stimulus Covid-19,” tutup Faisyal.

Baca Juga: IHSG naik tipis 0,17% sepekan, wacana cukai rokok jadi pemberat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×