kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.444   90,00   0,55%
  • IDX 6.969   -139,15   -1,96%
  • KOMPAS100 1.011   -24,78   -2,39%
  • LQ45 775   -17,94   -2,26%
  • ISSI 227   -4,16   -1,80%
  • IDX30 402   -10,37   -2,52%
  • IDXHIDIV20 472   -11,39   -2,36%
  • IDX80 114   -2,57   -2,21%
  • IDXV30 116   -2,17   -1,83%
  • IDXQ30 130   -2,94   -2,22%

Dolar AS Bergerak Volatil, Masih Jadi Pilihan Safe Haven?


Kamis, 19 Juni 2025 / 14:58 WIB
Dolar AS Bergerak Volatil, Masih Jadi Pilihan Safe Haven?
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) kini menikmati angin segar dari keputusan The Fed yang menahan suku bunga.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) kini menikmati angin segar dari keputusan The Fed yang menahan suku bunga. Namun, pergerakan dolar AS ke depan masih bakal penuh tantangan. 

Data real time Trading Economics, Kamis (19/6) pukul 13.30 WIB menunjukkan indeks dolar AS (DXY) berada di level 99,13 bp, naik 0,24% secara harian. Dus dalam sepekan, nilainya sudah meningkat 1,19%. 

Dengan level DXY ini, dolar AS unjuk gigi terhadap mata uang utama, dengan pairing EUR/USD yang masing-masing melemah 0,23% dan 0,19% secara harian.

Tak ketinggalan mata uang komoditas, AUD/USD dan NZD/USD yang masing-masing melemah 0,64% dan 0,90% secara harian. 

Pun, dua valuta safe haven lain ikut tunduk, dengan pairing USD/JPY dan USD/CHF yang masing-masing menguat meski tipis di level 0,07% dan 0,19%. 

Baca Juga: Indeks Dolar AS Menguat, Tapi Diprediksi Cuma Sementara karena Faktor Ini

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memperkirakan, penguatan dolar AS yang didorong langkah hati-hati The Fed ini hanya untuk jangka pendek. Dalam artian, sinyal pelonggaran moneter yang lebih dalam nantinya bisa kembali menekan dolar AS.

“Volatilitas akan tetap tinggi seiring pasar terus mencerna sinyal dari The Fed dan data ekonomi AS yang masuk, seperti angka inflasi, laporan lapangan kerja, dan pertumbuhan PDB,” jelas Sutopo kepada Kontan, Kamis (19/6). 

Sutopo menyebutkan sejumlah sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan dolar AS ke depannya. Di antaranya pernyataan dari pejabat The Fed, notulen rapat FOMC, data ekonomi AS terkait inflasi dan pasar tenaga kerja, serta perkembangan geopolitik global yang dapat memicu flight to safety.

Ya, meski dolar AS pada dasarnya adalah salah satu aset safe haven, ketidakpastian global belakangan yang banyak bersisian dengan AS memberikan tekanan sentimen terhadap aset-aset negeri Paman Sam ini. Tak terkecuali, dolar AS.

Namun dalam jangka panjang, Sutopo menilai, status dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia, ukuran dan likuiditas pasar keuangannya yang masif, serta berlaku di sebagian besar perdagangan global, tetap menjadikan dolar AS pilihan utama bagi investor,

“Jika terjadi guncangan pasar yang signifikan atau eskalasi ketegangan geopolitik, permintaan terhadap dolar AS sebagai aset safe haven kemungkinan besar akan kembali melonjak,” kata Sutopo. 

Ia memperkirakan, memasuki kuartal III-2025 nanti indeks dolar AS (DXY) masih bakal bergerak di area 97–99. 

Baca Juga: Dolar AS Menguat Tipis Kamis (19/6) Pagi, Waspadai Inflasi & Konflik Timur Tengah

Selanjutnya: Apa Rekomendasi Makanan yang Bisa Menurunkan Kolesterol yang Tinggi?

Menarik Dibaca: Apa Rekomendasi Makanan yang Bisa Menurunkan Kolesterol yang Tinggi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×