kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Dividen Deras, Harga CPO Tinggi, Saham Sawit Masih Menarik


Minggu, 22 Juni 2025 / 19:53 WIB
Dividen Deras, Harga CPO Tinggi, Saham Sawit Masih Menarik
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). 


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah berbagai tantangan, prospek kinerja emiten produsen crude palm oil (CPO) diperkirakan tetap solid sepanjang paruh kedua 2025.

Bahkan, sejumlah emiten sudah membukukan kinerja impresif dan membagikan dividen jumbo sebagai buah manis dari pencapaian tahun lalu.

Ambil contoh, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) yang akan membagikan dividen tunai Rp 254,39 miliar dari laba tahun buku 2024, setara Rp 24 per saham atau naik dari Rp 22 per saham tahun sebelumnya.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Fokus Tingkatkan Produktivitas Kelapa Sawit Tahun Ini

Kinerja DSNG juga cemerlang di kuartal I-2025. Laba bersih naik 60% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 367 miliar, sementara pendapatan naik 20% YoY menjadi Rp 2,7 triliun. Rata-rata harga jual CPO DSNG juga meningkat 27% menjadi Rp 14.909/kg.

Namun, DSNG menargetkan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO hanya sekitar 5% tahun ini.

Direktur DSNG Jenti menyebut bahwa meskipun pertumbuhannya tidak setinggi tahun lalu, dukungan harga jual yang lebih baik akan menopang kinerja.

“Gap pertumbuhan di kuartal I memang besar, tapi kemungkinan tidak akan berlanjut sepanjang tahun,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (5/6).

Baca Juga: Harga Saham DSNG Loyo Jelang Cum Date, Cermati Rekomendasi Analis

Sementara itu, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) juga membagikan dividen Rp 330 per saham atau sekitar Rp 600 miliar atau setara lebih dari 80% laba bersih tahun 2024.

Jumlah ini meningkat signifikan dari dividen tahun sebelumnya senilai Rp 220 miliar.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) tak ketinggalan. Emiten ini membagikan dividen final Rp 184 per saham dari laba tahun 2024, lebih tinggi dari dividen tahun sebelumnya Rp 165 per saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mencatat hampir seluruh emiten CPO mencetak pertumbuhan laba dan average selling price (ASP) di kuartal I-2025.

“ASP masih mengalami kenaikan, menopang kinerja emiten,” katanya, Jumat (22/6).

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia menambahkan bahwa kenaikan dividen sejalan dengan kinerja positif emiten di tahun lalu dan kuartal I tahun ini. Dividen juga dinilai menjadi insentif menarik bagi investor.

Baca Juga: Menjelang Cum Dividen 17 Juni, Intip Rekomendasi Saham Dharma Satya (DSNG)

 

Prospek Saham dan Sentimen Semester II

Azis memperkirakan kinerja emiten CPO tetap stabil di semester II 2025, didukung tingginya permintaan domestik, terutama dari sektor biodiesel.

Meski demikian, risiko dari musim hujan panjang dapat menghambat produksi, yang pada gilirannya menahan harga CPO di level tinggi.

Ia mencermati bahwa saham LSIP dan TAPG sudah mencerminkan kinerja fundamentalnya. Azis merekomendasikan trading buy untuk TAPG dengan target harga Rp 1.020 per saham.

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe, menyebut tantangan seperti kenaikan pungutan ekspor CPO sebesar 10% yang mulai berlaku Mei lalu bisa ditekan dengan kuatnya permintaan dalam negeri.

Kebijakan B40 juga mendukung permintaan dan menekan ekspor, sehingga menjaga harga tetap tinggi.

Baca Juga: Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

“Usia tanaman sawit yang melewati masa produktif membuat suplai terbatas, dan harga global bisa stabil tinggi,” jelas Kiswoyo.

Stabilnya ekonomi China dan India juga menopang permintaan global. Mengutip Trading Economics, harga CPO kini berada di level MYR 4.115 per ton.

Kiswoyo menilai, emiten dengan profil usia tanaman produktif (15–20 tahun), seperti DSNG dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), akan lebih optimal memetik keuntungan.

Ia merekomendasikan buy untuk TAPG (TP Rp 1.200), DSNG (TP Rp 1.000), LSIP (TP Rp 1.400–Rp 1.800), dan AALI (TP Rp 6.500–Rp 7.500).

Nafan Aji turut menyoroti potensi jangka panjang dari kebijakan B40 hingga B50, apalagi di tengah ketidakpastian geopolitik global yang bisa mendorong harga minyak bumi—dan mendongkrak daya tarik biodiesel.

“Ini bisa menjadi katalis kinerja jangka panjang emiten CPO,” ujarnya.

Nafan merekomendasikan add untuk LSIP dengan target harga Rp 1.355 per saham.

Selanjutnya: Bank Jakarta Menjadi Nama Baru dari Bank DKI

Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×