Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Struktur keuangan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) bakal berubah. Perubahan ini menyusul penjualan 39% saham anak usahanya, PT PT Intermedia Capital Tbk (MDIA).
VIVA bakal meraup sekitar Rp 2,43 triliun melalui divestasi 15,29 miliar saham MDIA di harga Rp 158 per saham tersebut. Duit dari divestasi ini akan digunakan untuk melunasi sebagian besar utang VIVA yang jika ditotal nilainya mencapai US$ 239,8 juta atau setara sekitar Rp 3,44 triliun jika menggunakan kurs Rp 14.400 per dollar Amerika Serikat (AS).
Jumlah utang itu membuat rasio utang terhadap ekuitas atawa debt to equity ratio (DER) VIVA saat ini sebesar 15,8 kali. DER bakal berkurang menjadi hanya 0,2 kali setelah transaksi dilakukan. "Dengan begitu, kami akan menjadi debt free company," ujar Presiden Direktur VIVA Anindya Bakrie, dalam konferensi pers virtual, Senin (5/4).
Tingginya beban utang sebelumnya membuat kemampuan VIVA untuk membayar bunga terbatas. Kondisi ini tercermin dari interest coverage ratio yang hanya 0,3 kali. Setelah utang lunas, rasio ini bakal melesat jadi 6,2 kali.
Baca Juga: VIVA dan MDIA akan kelola konten bersama influencer untuk bertahan di era digital
Wajar jika kemampuan VIVA membayar bunga terbatas. Sebab, dengan posisi utang saat ini, VIVA harus membayar bunga sekitar Rp 455,8 miliar per tahun. Adapun rata-rata bunga pinjaman per tahun sebesar 13% ditambah Libor.
Sedang pinjaman baru yang bakal ditarik VIVA melalui PT Cakrawala Andalas Televisi (CAT) sebesar Rp 960 miliar dari bank nasional hanya dikenakan bunga 11% per tahun. Beban bunga yang harus dibayar hanya sekitar Rp 115,2 miliar per tahun. "Sehingga, akan ada penghematan beban bunga sekitar Rp 350 miliar per tahun," tandas Anindiya.
Asal tahu saja, penarikan pinjaman oleh CAT yang juga merupakan anak usaha MDIA menjadi tanda berlaku efektifnya divestasi saham MDIA. Reliance Capital International Limited (RCIL) menjadi pihak pembeli.
Baca Juga: Visi Media Asia (VIVA) menyetujui penjualan 39% saham Intermedia (MDIA)
Manajemen berharap, posisi VIVA yang bakal bebas utang mulai tahun ini bakal membuat posisi laba lebih baik. Sehingga, VIVA bisa lebih luwes berinvestasi untuk melancarkan transformasi digital yang tengah dilakukan.
Belanja iklan saat ini setara sekitar US$ 1 miliar per tahun. Sebesar 15%-17% merupakan porsi pasar VIVA. "Lima tahun ke depan, belanja iklan diperkirakan mencapai US$ 2 miliar. Kami menargetkan mampu menguasai pangsa pasar 15%-20%," terang Anindya.
Baca Juga: PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Mencari Mitra Teknologi Pengelolaan Digital dan Konten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News