kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Ditopang Sentimen Penurunan BI Rate, Simak Rekomendasi Emiten Properti an Konstruksi


Jumat, 22 Agustus 2025 / 19:28 WIB
Ditopang Sentimen Penurunan BI Rate, Simak Rekomendasi Emiten Properti an Konstruksi
ILUSTRASI. Kunjungan mahasiswa ke gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/8/2025). Kinerja emiten properti dan konstruksi mendapat angin segar di sisa tahun 2025 setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 5%.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Kevin menilai kinerja emiten properti masih positif pada semester II 2025, ditopang oleh penurunan suku bunga dan perpanjangan kebijakan diskon PPN 100% untuk pembelian rumah hingga akhir tahun.

Ia merekomendasikan beli untuk CTRA, BSDE, PWON, dan SMRA dengan target harga Rp 1.300, Rp 1.050, Rp 580, dan Rp 640 per saham.

Indy menilai pemulihan ekonomi bisa menopang sektor properti dan konstruksi, meski investor masih selektif. Ia menekankan pentingnya stimulus pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Saham MGLV, BWPT, dan UANG Disuspensi BEI, Ini Rekomendasi dari Analis

“Emiten properti juga perlu memantau lagi dari sisi beban bunga dan operasional,” katanya. Indy merekomendasikan CTRA dan BSDE dengan target harga Rp 1.200 dan Rp 1.000 per saham.

 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai saham properti dan konstruksi saat ini masih undervalued apalagi ada sentimen positif dari penurunan suku bunga yang kemungkinan berlanjut hingga akhir tahun. 

“Sayangnya, likuiditas saham emiten properti dan konstruksi tidak terlalu bagus karena kapitalisasi pasarnya tak begitu besar. Investor lebih senang investasi dengan melihat market cap juga sebagai pertimbangan,” ujarnya. 

Nafan merekomendasikan accumulative buy untuk CBDK dan CTRA dengan target harga Rp 8.750 dan Rp 1.420 per saham.

Sementara itu, Sukarno memperkirakan kinerja emiten properti masih bisa membaik dengan dukungan permintaan residensial dan belanja infrastruktur. 

Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga BI Jadi Katalis, Simak Rekomendasi Saham Pakuwon Jati (PWON)

Meski demikian, daya beli masyarakat dan leverage tinggi di BUMN karya tetap menjadi tantangan. Ia menilai BSDE, CTRA, dan SMRA berpotensi unggul karena memiliki neraca keuangan yang kuat serta cadangan lahan besar. 

Sukarno merekomendasikan trading buy untuk BSDE, CTRA, dan SMRA dengan target harga Rp 1.055, Rp 1.140, dan Rp 515 per saham.

Untuk sektor konstruksi, PTPP dan ADHI juga masih menarik dengan rekomendasi trading buy pada kisaran Rp 430–Rp 450 per saham untuk PTPP dan Rp 300–Rp 310 per saham untuk ADHI.

Selanjutnya: AAJI: Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Capai Rp 87,6 triliun pada Semester I-2025

Menarik Dibaca: Seberapa Akurat Tes DNA Sebenarnya? Ini Kata Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×