Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten plat merah, PT Indofarma Tbk membukukan kinerja yang memuaskan di kuartal I 2021. Emiten dengan kode INAF itu mengantongi kenaikan penjualan dan laba bersih yang signifikan.
Mengutip laporan keuangannya, sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021 INAF berhasil membalikkan keadaan. INAF mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 1,82 miliar. Padahal, pada kuartal yang sama tahun lalu, INAF menanggung rugi hingga Rp 21,43 miliar.
Perbaikan dari sisi bottom line itu tidak terlepas dari penjualan bersihnya yang terkerek hingga 151,88% year on year (yoy) menjadi Rp 373,20 miliar dari sebelumnya Rp 148,17 miliar.
Adapun kontribusi penjualan alat kesehatan dan produk lainnya menjadi penopang dengan pertumbuhan 698,13% year on year. Di kuartal I 2021, penjualan alat kesehatan dan produk lainnya mencapai Rp 175,49 miliar. Di sisi lain, penjualan obat juga mengalami peningkatan hingga 57,62% yoy menjadi Rp 197,72 miliar.
Baca Juga: Phapros (PEHA) bukukan laba Rp 7,15 miliar pada kuartal I 2021 Pertumbuhan dari dua segmen itu bisa mengimbangi Engineering Pharmaceutical yang tidak lagi berkontribusi terhadap top line INAF. Padahal di kuartal yang sama tahun lalu, segmen itu berkontribusi hingga Rp 745 juta.
Menanggapi kinerja perusahaannya sejauh ini, Direktur Keuangan PT Indofarma Tbk Herry Triyatno mengungkapkan, alat kesehatan memang menjadi menjadi penopang kinerja di kuartal I 2021 dan diharapkan akan menjadi penopang di sisa tahun ini.
"Invitro Diagnostik tetap menjadi andalan di luar Antigen dan PCR, Indofarma telah ditunjuk menjadi distributor Nasional GeNose," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/5).
Melihat prospek yang masih menarik dari penjualan alat kesehatan, INAF membidik target pendapatannya dapat menyentuh Rp 2,55 triliun tahun ini. Asal tahu saja, sepanjang tahun 2020 INAF membukukan penjualan hingga Rp 1,72 triliun.
Adapun untuk menopang kinerjanya itu, INAF akan menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 31,4 miliar. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk perawatan peralatan pharma dan herbal, serta untuk keperluan alat kesehatan.
Baca Juga: Penjualan meningkat drastis, Indofarma (INAF) tidak lagi merugi pada kuartal I 2021
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan hari ini Senin (10/5), harga saham INAF berada di Rp 2.240 per saham. Pergerakannya cenderung melemah selama sebulan terakhir hingga 4,68%. Adapun dilihat sejak awal tahun atau year to date, saham INAF sudah melorot 44,42%.
Kendati pergerakannya terlihat lesu, Analis Panin Sekuritas Indonesia William Hartanto mengungkapkan, saham INAF masih menarik dan layak direkomendasikan dengan target harga Rp 2.500 hingga Rp 2.900 per saham.
Selanjutnya: Simak kinerja keuangan Indofarma (INAF) di tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News