Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Anna Suci Perwitasari
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Utama PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim. Ia bilang, dengan dibukanya perekonomian sejumlah negara akan memudahkan China untuk melakukan impor minyak. Sehingga permintaan akan berpotensi untuk meningkat yang mana akan diikuti dengan kenaikan harga.
Ibrahim menilai dengan adanya kesepakatan pemangkasan produksi minyak sebesar 10 juta per barel oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutu juga menjadi katalis yang positif untuk harga minyak.
Baca Juga: Kenaikan stok minyak AS bikin harga minyak WTI melesat 12% ke US$ 13,91 per barel
Meski, ia melihat peningkatannya tidak akan berdampak secara signifikan. “Tetapi, ini menjadi awalan yang baik untuk harga minyak,” kata Ibrahim.
Wahyu juga mengatakan kesepakatan memangkas produksi minyak tersebut tidak akan berdampak besar terhadap meningkatnya harga minyak. Sebab, kesepakatan itu dinilai hanya untuk menopang harga minyak agar tidak terlalu jatuh.
Karena itu dia mengungkapkan ada potensi bagi harga minyak kembali turun dapat terjadi. Harga minyak pun masih akan cenderung berada di area historical low.
Pasalnya, penyebaran virus korona belum sepenuhnya pulih. Ancaman resesi global dapat memicu berkurangnya permintaan akan minyak. Terlebih, aktivitas produksi minyak oleh negara-negara penghasil dinilai masih sulit untuk menahan diri sehingga dapat berpotensi terjadi kelebihan pasokan.
“Tahun ini, tren harga minyak belum bisa menguat,” kata Wahyu.