Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
Pertimbangkan obligasi korporasi yang likuid juga bisa menjadi alternatif agar dapat melakukan rotasi ke seri obligasi lain yang lebih memberikan peluang yield lebih tinggi.
Praska mengatakan ideal untuk kondisi saat ini, lebih ke tenor pendek menengah (maksimal 10 tahun) untuk menghindari risiko fluktuasi jangka pendek.
Namun, jika tekanan/era kenaikan suku bunga acuan mulai mereda / diperkirakan mereda, maka investor dapat beralih ke tenor panjang (di atas 10 tahun).
Praska mengatakan sentimen yang dapat mendukung adalah jika potensi kenaikan suku bunga acuan mulai terbatas serta laju kenaikan inflasi melandai.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Naik, Begini Saran Dari MI
Sementara sentimen yang menghambat adalah jika inflasi terus bertahan di level tinggi, kenaikan suku bunga acuan di negara-negara maju, seperti AS dan Uni Eropa berlanjut, sehingga dapat berdampak ke negara-negara berkembang.
Investasi reksa dana lebih berorientasi ke jangka menengah panjang, khususnya pada jenis Pendapatan Tetap, Campuran, hingga Saham.
"Jadi, saat pasar terkoreksi, investor disarankan melakukan akumulasi agar dapat menikmati momentum saat pasar kembali bergerak naik," ujarnya
Praska menambahkan strategi averaging dapat menjadi cara alternatif investor yang ingin mengikuti arah pergerakan pasar, namun lebih disarankan memberikan penempatan nilai investasi yg lebih besar saat pasar terkoreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News