kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut Planet Properindo yang penuh perhitungan dalam berinvestasi


Jumat, 02 Oktober 2020 / 22:25 WIB
Dirut Planet Properindo yang penuh perhitungan dalam berinvestasi
ILUSTRASI. Antonyo Hartono Tanujaya, Direktur Utama PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Berbekal ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, Antonyo Hartono Tanujaya, Direktur Utama PT Planet Properindo Jaya (PLAN) memutuskan untuk berkecimpung di dunia investasi.

Mengambil jurusan Finance di salah satu universitas Malaysia membawanya kenal lebih dalam terkait investasi.

Pada awal perjalanan investasinya, Antonyo menanamkan uangnya dalam usaha jasa cuci pakaian atau laundry yang ada di Malaysia pada 2010 silam. Tak disangka, dari bisnis itu ia mendulang untung tiap bulannya. Dalam beberapa waktu kemudian, Antonyo akhirnya memutuskan untuk menjual bisnis tersebut.

"Di situ saya merasakan langsung keuntungan yang dipelajari dari materi kuliah, dari capital gain dan dividen tiap bulan," ungkapnya ketika dihubungi Kontan baru-baru ini.

Baca Juga: Bangun hotel baru, Planet Properindo Jaya bakal IPO dengan lepas 30% saham

Dari pengalamannya itu, ia memandang investasi merupakan hal yang penting dengan tujuan untuk terus memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dan pastinya untuk melawan inflasi.

Di kelas-kelas kampus, ia pun mempelajari lebih jauh terkait capital market dan berbagai kegunaan dari masing-masing instrumen. Pria kelahiran Mei 1993 ini sudah khatam mempelajari macam-macam produk investasi seperti saham, obligasi, hingga reksadana.

Kemudian, Antonyo mulai tertarik untuk masuk pasar modal dan berinvestasi saham.

Menurutnya, saham memiliki unsur kepemilikan dalam suatu perusahaan, sehingga keuntungannya juga bersifat tak terbatas ketimbang dengan obligasi.

"Karena sifat keuntungan dari saham kan indefinite ya, berbeda dengan obligasi yang ada maturitynya," imbuh Antonyo.

Baca Juga: Planet Properindo Jaya mengantre IPO dengan target dana Rp 30 miliar

Guna mendulang keuntungan yang berkelanjutan, ia perlu memilih saham dengan fundamental oke serta perusahaan yang sudah lama berdiri.

Antonyo memasukkan saham-saham dari sektor konsumer ke dalam keranjang investasinya, sebagai contoh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Tak hanya itu, ia pun memburu saham-saham dari sektor perbankan, misalnya saja saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Ia memilih saham BBCA lantaran memiliki fundamental yang bagus meski secara harga tak terbilang murah.

"Ada intangible yang tidak bisa di lihat dalam laporan keuangan, yaitu reputasi, bagaimana dalam mengelola bisnis dan organisasi yang diisi oleh orang-orang yang kompeten," papar pria yang gemar membaca ini.

Ia menilai, investasi pada saham-saham tersebut terbilang aman meski returnnya tak terlalu tinggi. Selanjutnya, Antonyo pun mengakumulasi saham-saham perbankan dengan valuasi yang terbilang murah serta saham dari sektor farmasi di tengah pandemi Covid-19.

Nah, di tengah ketidakpastian pasar seperti saat ini, ia makin hati-hati dan penuh perhitungan dalam menentukan langkah investasi. Antonyo melihat pasar Indonesia sekarang ini sangat rentan dengan sentimen berita, dimana pemberitaan di media sangat berpengaruh dalam pergerakan saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Makanya, ia menyarankan agar sebagai investor untuk fokus memahami segi fundamental dan memperdalam pengetahuan keuangan dalam menentukan pilihan. Kata Antonyo, menentukan pilihan berdasar dua hal tersebut menjadi penting untuk menghindari agar tak terbawa arus dan termakan oleh rumor-rumor yang ada.

Di era digital sekarang ini, sambungnya, sebagai investor pun harus jeli dalam menjaring informasi yang ada untuk mengurangi risiko dalam berinvestasi.

Baca Juga: Anjloknya harga batubara membuat akuisisi tambang menjadi tidak marak lagi

"Investasi pada dasarnya tidak boleh nafsu. Kita juga harus berpegang teguh terhadap fundamental perusahaan yang kita beli financial instrumennya. Saham itu meskipun pergerakannya volatile, pada dasarnya cukup aman asalkan kita lihat laporan keuangan dan menganalisa," tuturnya.

Untuk mengurangi risiko, diversifikasi portofolio juga menjadi kunci dalam perjalanan investasi Antonyo. Keranjang portofolio dia juga tersebar di properti. Ia bilang, harga dari properti terus meningkat untuk jangka panjang meskipun properti masuk dalam kategori aset tak likuid.

Dalam investasi properti, ia lebih suka untuk mengakuisisi lahan untuk dikembangkan di masa depan. "Jadi properti ini sifatnya menabung ya, meskipun saat ekonomi turun valuenya turun, namun jika didiamkan saja suatu saat bisa naik kembali," katanya.

Tak hanya itu, portofolio properti yang ia pilih juga meliputi gedung perkantoran, ruko, dan apartemen. Saat ini, ia mempunyai beberapa unit apartemen yang berlokasi di central business district. Anak terakhir dari empat bersaudara ini memilih lokasi tersebut karena memiliki jumlah kunjungan yang tinggi.

Ia menilai, investasi dalam bentuk apartemen terbilang lebih stabil untuk dipasarkan, meski return on investment biasanya memang lebih lama. Yang jelas, hal terpenting dari investasi properti adalah cermat memilih lokasi.

Baca Juga: Anjloknya harga batubara membuat akuisisi tambang menjadi tidak marak lagi

Antonyo mengungkapkan, apapun jenis bangunannya, asalkan berada di lokasi yang hidup pasti bakal menghasilkan return yang baik, entah dalam bentuk passive income ataupun digunakan untuk usaha sendiri.

"Setiap jenis properti ada keunggulan masing-masing, misalnya untuk fungsi, pastinya ruko jauh lebih variatif dibandingkan apartemen. Namun harus juga disupport dengan keadaan ekonomi yang bagus ya," ujar dia.

Adapun saat ini porsi investasi Antonyo dalam properti sebesar 40%, disusul investasi dalam bisnis sebesar 30%, saham 25%, dan obligasi sebesar 5%.

Selanjutnya: Planet Properindo Jaya mencatat kelebihan permintaan IPO hingga 91 kali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×