kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DIRE masih sulit mencari investor


Rabu, 29 November 2017 / 09:35 WIB
DIRE masih sulit mencari investor


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun pemerintah sudah memberikan kelonggaran pajak bagi produk dana investasi real estate (DIRE), namun industri DIRE belum berkembang di Indonesia. Hingga kini, baru Ciptadana Assets Management yang memiliki produk DIRE dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ciptadana menjadi perusahaan pertama yang meluncurkan produk DIRE pada 28 November 2012. Aset portofolio yang dikelola DIRE Ciptadana adalah Solo Grand Mall, sebuah mal ritel yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah.

Direktur Investasi Ciptadana Asset Management Irvin Patmadiwiria mengatakan, masalah utama sulitnya industri DIRE berkembang di Indonesia adalah ketidaktahuan investor terhadap DIRE, termasuk cara transaksinya.

Padahal, transaksi pembelian DIRE sama seperti transaksi pembelian saham. Investor dapat membeli DIRE Ciptadana seharga Rp 10.000 per unit melalui agen penjual. Selain itu, investor juga bisa menjual kembali unit yang dimilikinya melalui pihak sekuritas.

Kenaikan harga properti yang tidak diikuti oleh kenaikan harga sewa juga menjadi sentimen negatif bagi DIRE. "Yield yang diperoleh menjadi kurang menarik," jelas Irvin kepada KONTAN.

Wawan Hendrayana, Research & Investment Analyst Infovesta Utama, berpendapat, meski pemerintah telah memangkas pajak penghasilan (PPh) DIRE menjadi 0,5% sejak 2016, hal ini belum berpengaruh besar terhadap industri DIRE di Tanah Air. Ia juga sepakat faktor harga properti jadi salah satu kendala.

Wawan mencontohkan, ketika manajer investasi mencari aset di daerah strategis, kendala utamanya adalah harga yang mahal. Di sisi lain, ketika manajer investasi mendapatkan aset bernilai rendah, mereka kesulitan mendapatkan investor. "Likuiditas pun jadi terhambat, mengingat DIRE tidak bisa menjadikan tanah kosong sebagai aset portofolionya," tutur dia.

Selain Ciptadana, Bowsprit Asset Management dan PT Ciputra Development Tbk sebenarnya juga berencana meluncurkan produk DIRE. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan karena kesulitan mencari aset dan investor. "Sejauh ini baru Ciptadana saja yang diakui punya DIRE," ujar Wawan.

Imbal hasil

Wawan menilai, DIRE bisa menjadi alternatif bagi perusahaan dana pensiun atau asuransi yang membutuhkan portofolio jangka panjang.Hanya, idealnya perusahaan yang memiliki produk DIRE bisa menawarkan imbal hasil di atas deposito, agar investor tertarik dengan produk tersebut. "Minimal imbal hasilnya 7% atau 8%, mengingat bunga deposito sekarang di kisaran 5%–6%," kata Wawan.

Irvin optimistis, produk DIRE yang dikelola perusahaannya bisa menguntungkan bagi para investor. Hingga akhir Oktober, DIRE Ciptadana mencetak imbal hasil sebesar 7,31% secara year to date (ytd), dengan dana kelolaan sebesar Rp 587 miliar.

Guna meningkatkan kinerjanya, DIRE Ciptadana berencana menambah aset berupa Mal di Pekanbaru, Riau. Nilai aset tersebut diperkirakan Rp 900 miliar. "Kami sengaja memilih kawasan daerah agar fungsi mal juga sebagai sarana rekreasi," kata Irvin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×