kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang lokal melirik potensi DIRE


Jumat, 10 Maret 2017 / 08:41 WIB
Pengembang lokal melirik potensi DIRE


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dana Investasi Real Estate (DIRE) bakal naik daun. Pengembang properti mulai melirik instrumen ini sebagai salah satu sumber pendanaan untuk kebutuhan ekspansi, selain pinjaman atau sumber lainnya.

Terbaru, PT Bowsprit Asset Management milik Grup Lippo telah merilis DIRE senilai Rp 2,45 triliun. Dana yang dihimpun DIRE ini akan digunakan untuk mengakuisisi empat gedung perkantoran dan satu distribution center (DC) yang terletak di Jakarta Selatan, Karawaci dan Balaraja.

Langkah serupa juga bakal dilakukan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Perseroan ini tengah mengkaji penerbitan instrumen ini demi mengeruk dana segar. CTRA membidik dana Rp 1 triliun-Rp 2 triliun dari aksi ini.

Direktur Keuangan CTRA Tulus Santoso bilang, perseroan kini memiliki aset properti investasi sekitar Rp 15 triliun. CTRA mempertimbangkan akan meluncurkan DIRE di semester dua nanti.

Sementara PT Intiland Development Tbk (DILD) masih belum berminat mengeluarkan DIRE. Perseroan ini melihat, skema sumber dana konvensional seperti pinjaman dan obligasi masih lebih mudah dan menarik dalam jangka pendek ini.

Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi menjelaskan, proses penerbitan DIRE tergolong tidak mudah, bahkan mirip proses initial public offering (IPO). "Tapi, DIRE juga menjadi salah satu opsi pendanaan kami, tinggal menunggu timing yang tepat saja kapan," tambahnya kepada KONTAN, Rabu (8/3).

Selain itu, DIRE masih perlu sosialisasi. Theresia menyebut, obligasi lebih menarik karena investor cenderung sudah terbiasa ketimbang masuk ke DIRE. Selain itu, banyak investor yang menilai, obligasi jauh lebih aman.

Tulus menambahkan, selain tergolong instrumen anyar, likuiditas DIRE belum terbukti. Alhasil, masih banyak investor yang ragu untuk menggenggam DIRE.

Penerbitan DIRE di Indonesia berpotensi semakin ramai setelah pemerintah memperingan perpajakan dalam penerbitan instrumen ini. Ini membuat perseroan yang biasanya menerbitkan DIRE di luar negeri, seperti Lippo, beralih ke dalam negeri.

Langkah Lippo menerbitkan DIRE di Indonesia sempat membuat pelaku bisnis DIRE di Singapura, yang merupakan pasar DIRE terbesar di Asia, cemas. Apalagi, di saat yang sama, perusahaan asal China, Tianfang Hospitality Reit, juga memilih menerbitkan DIRE di Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×