Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian rencana reformasi perpajakan yang diusung Presiden Donald Trump menyebabkan dollar AS melemah di hadapan sejumlah mata uang, termasuk yen Jepang.
Mengutip Bloomberg, Kamis (9/11) pukul 17.40 WIB, pasangan USD/JPY turun 0,4% ke level 113,41 dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, pasangan ini telah melemah 0,58%.
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, para pemimpin Senat Republik sedang mempertimbangkan penundaan selama satu tahun pelaksanaan pemangkasan pajak, khususnya untuk perusahaan besar. Penundaan tersebut dilakukan supaya ada penyesuaian rancangan kebijakan pemotongan pajak oleh Trump dengan aturan yang ditetapkan Senat.
“Penundaan ini menjadi sentimen negatif utama yang memicu pelemahan dollar,” ujarnya, hari ini.
Padahal, data-data ekonomi yang dirilis AS dalam dua hari terakhir relatif cukup positif. Di antaranya data lapangan kerja baru dan data persediaan minyak mentah.
Di sisi lain, yen tertolong dengan banyaknya investor yang mengalirkan dananya pada aset safe haven. “Sebaliknya terdapat aksi jual pada aset berisiko, termasuk saham di bursa Nikkei,” tambah Andri.
Mengingat pasar AS libur pada Jum'at (10/11), Andri menilai sentimen utama yang berpengaruh pada dollar AS baru terjadi pada pekan depan, ketika data inflasi negeri Paman Sam dirilis.
Sedangkan, yen dinilai belum akan menghadapi sentimen berskala besar dalam waktu dekat, sehingga pergerakkan mata uang tersebut cenderung terbatas. “Belum adanya perubahan kebijakan otoritas moneter Jepang membuat yen minim sentimen,” terang Andri.
Secara teknikal, Andri melihat adanya tren penurunan pasangan USD/JPY secara terbatas. Alhasil, ia merekomendasikan sell pada target 113. Support di 113,32-112,70, dan resistance antara 113,95-114,57.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News