Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang rupiah akan dipengaruhi data inflasi Indonesia dan data ekonomi teranyar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan, Senin (1/4). Peluang terbuka untuk menguat atau melemah sama besarnya awal pekan.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, memperkirakan, rupiah berpotensi melemah di perdagangan awal pekan, Senin (1/4). Hal itu seiring data penting inflasi Price Consumption Expenditure (PCE) AS Jumat lalu yang secara umum menunjukkan angka yang kuat.
Di sisi lain, investor menantikan data inflasi Indonesia bulan Februari 2024 yang akan diumumkan Senin (1/4) pagi. "Rupiah berpotensi kembali melemah terhadap dolar AS," ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3).
Baca Juga: Catat! Ini Rekomendasi Saham Unggulan Analis dan Arah IHSG pada Kuartal II
Dihubungi terpisah, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana melihat adanya kemungkinan nilai tukar rupiah mulai terapresiasi tipis di perdagangan Senin (1/4). Namun pergerakannya tergantung pada data inflasi Indonesia dan PMI Manufacturing Amerika yang dirilis Senin (1/4).
"Kemungkinan rupiah mulai terapresiasi tipis," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3).
Fikri menilai, rupiah kemungkinan bergerak dalam rentang Rp 15.732 per dolar AS - Rp 15.932 per dolar AS. Sedangkan, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di antara Rp 15.850 per dolar AS - Rp 15.950 per dolar AS.
Adapun selama perdagangan pekan lalu, Fikri melihat pelemahan rupiah dipengaruhi kekhawatiran inflasi Price Consumption Expenditure (PCE). Di samping itu, data initial jobless claims yang masih tangguh, serta pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang bisa saja menunda penurunan Fed Rate.
Baca Juga: Data Ekonomi AS Kuat, Rupiah Berpotensi Melemah di Hari ini (27/3)
Sementara, Lukman mengamati, rupiah dan mata uang utama maupun regional pada umumnya melemah terhadap dolar AS. Hal itu menyusul serangkaian data ekonomi Amerika yang lebih kuat sebelumnya.
Dolar Amerika Serikat juga didukung oleh pernyataan hawkish dari Gubernur The Fed, Christopher Waller.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 0,64% secara mingguan ke level Rp 15.857 per dolar AS, Jumat (29/3). Rupiah Jisdor juga terpantau melemah sekitar 0,63% ke Rp 15.873 per dolar AS dibanding akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News