kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rupiah Melemah Dipengaruhi Ekspektasi Data Ekonomi AS, Kamis (25/1)


Kamis, 25 Januari 2024 / 18:01 WIB
Rupiah Melemah Dipengaruhi Ekspektasi Data Ekonomi AS, Kamis (25/1)
ILUSTRASI. Kurs rupiah spot hari ini ditutup melemah 0,72% pada posisi Rp 15.826 per dolar AS, Kamis (25/1).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah ditutup melemah di perdagangan hari ini, Kamis (25/1). Investor tertuju pada serangkaian data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bakal dirilis akhir pekan ini.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa fokus pasar saat ini beralih ke data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika kuartal IV-2023, yang akan dirilis pada Kamis (25/1) malam waktu Indonesia. Data tersebut diperkirakan menunjukkan penurunan pertumbuhan. Tetapi perekonomian AS diproyeksi akan tetap unggul dibandingkan negara-negara maju.

Data indeks harga PCE sebagai alat pengukur inflasi pilihan The Fed juga menjadi perhatian, yang akan dirilis pada Jumat (26/1). Data tersebut kemungkinan akan menunjukkan inflasi tetap stabil di bulan Desember 2023.

Ibrahim menjelaskan, ketahanan perekonomian AS dan inflasi yang tinggi memberikan The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Ini sebuah peringatan yang telah disuarakan oleh beberapa pejabat The Fed pada awal bulan Januari 2024.

Baca Juga: Melemah Hari Ini, Intip Prediksi Pergerakan Rupiah pada Perdagangan Jumat (26/1)

“Peringatan mereka, ditambah dengan inflasi yang kuat dan pembacaan pasar tenaga kerja, membuat para pedagang terus melepaskan spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling lambat pada bulan Maret 2024,” ungkap Ibrahim dalam risetnya, Kamis (25/1).

Di Asia, lanjut Ibrahim, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) secara tak terduga memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk bank-bank lokal, yang diperkirakan akan mengeluarkan hampir US$140 miliar likuiditas ke dalam perekonomian. RRR menentukan jumlah cadangan modal yang perlu dimiliki oleh bank-bank Tiongkok, dan pemotongan tersebut kini akan memberikan lebih banyak likuiditas untuk disuntikkan ke dalam perekonomian.

PBOC juga menandai lebih banyak langkah yang akan dilakukan untuk membantu menopang pertumbuhan ekonomi, yang merupakan tanda paling jelas sejauh ini bahwa Beijing berencana untuk mengerahkan lebih banyak stimulus.

“Sinyal tersebut membantu pasar Tiongkok bangkit dari posisi terendah dalam beberapa tahun, setelah melemahnya pertumbuhan ekonomi yang mendorong arus keluar modal besar-besaran dari pasar regional,” jelas Ibrahim.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,30% ke Rp 15.767 Per Dolar AS Kamis (25/1)

Sementara itu, Ibrahim mencermati pergerakan rupiah dipengaruhi data realisasi investasi Indonesia kuartal IV-2023 yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). BKPM mencatat realisasi investasi Indonesia di kuartal IV 2023 sebesar Rp 365,8 triliun, tumbuh 16,2% YoY.

Realisasi investasi tersebut terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp184,4 triliun atau 50,4% dari total investasi kuartal IV 2023. Sedangkan, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp181,4 triliun atau 49,6% dari total investasi di kuartal IV 2023.

Adapun, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.810 per dolar AS-Rp 15.880 per dolar AS di perdagangan besok Jumat (26/1). Mengutip Bloomberg, kurs rupiah spot hari ini ditutup melemah 0,72% pada posisi Rp 15.826 per dolar AS, Kamis (25/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×