kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Diliputi sentimen negatif, euro melemah di hadapan dollar AS


Jumat, 14 Desember 2018 / 19:24 WIB
Diliputi sentimen negatif, euro melemah di hadapan dollar AS
ILUSTRASI. Kurs dollar AS - Euro eropa


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs mata uang Eropa harus loyo di hadapan dollar. Ada berbagai sentimen yang mempengaruhinya. Seperti sajian data ekonomi negara-negara di zona Eropa dan European Central Bank (ECB) yang menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Mengutip Bloomberg pada pukul 17.05 WIB pasangan EUR/USD melemah 0,62% ke level 1,1291. Analis Asia Trade Point Futures, Andri Hardianto mengatakan, lemahnya mata uang euro karena beberapa sentimen yang mempengaruhinya.

Pertama, tekanan data ekonomi Perancis dan Jerman yang dibawah ekspektasi. Dari data yang dirilis, indeks aktivitas manufaktur di kawasan Jerman periode November 2018 cuma sebesar 51,5.

Level ini jauh lebih rendah dari proyeksi yang sebesar 51,8. Sama halnya dengan posisi services PMI di Jerman yang hasilnya menyentuh level 52,5. Capaian ini jauh dari proyeksi yang sebesar 53,4.

Sama halnya dengan indeks aktivitas manufaktur di kawasan Perancis periode November 2018 hanya sebesar 49,7. Level ini jauh lebih rendah dari proyeksi yang sebesar 50,7. Sama halnya dengan posisi services PMI di Perancis yang hasilnya menyentuh level 49,6. Capaian ini jauh dari proyeksi yang sebesar 54,8.

“Kalau dilihat dari data yang dirilis, kurang menyenangkan. Apalagi Jerman dan Perancis menyokong GDP cukup besar di zona Eropa,” ungkapnya kepada KONTAN, Jumat (14/12).

Tidak berhenti disitu, Andri juga melihat faktor kedua yang mempengaruhi lemahnya euro yaitu perundingan anggaran Italia dengan Komisi Uni Eropa belum disepakati sampai saat ini. Ketiga, drama Brexit antara Inggris dan Uni Eropa juga belum selesai. Terakhir adalah European Central Bank (ECB) yang menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan dari 1,8% menjadi 1,7%.

“Padahal selama ini Eropa selalu minim sentimen negatif oleh pasar. Malahan yang cenderung berspekulasi negatif dari sisi Amerika,” tambahnya.
Kini, Andri mencatat bahwa dollar pun bisa unjuk gigi terhadap mata uang negara lain. Hal ini karena disparasi yield Amerika yang menurun setelah penundaan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika, The Fed.

“Hampir 50% pelaku pasar yakin kenaikan suku bunga Amerika tahun depan berlangsung satu kali. Nah, perkiraan bahwa Amerika akan resesi tahun depan karena hal tersebut pun hanya ancaman saja. Karena memang kondisi global saja penuh ketidakpastian,” sebut Andri.

Ia menilai bahwa penguatan dollar masih akan terjadi sampai kuartal I-2019. Didukung juga dengan persediaan minyak di Amerika Serikat yang jumlahnya terus meningkat. Ia pun memperkirakan mata uang EUR/USD di rentang support 1,1332 - 1,1301 - 1,1271. Sementara rentang resistance di level 1,1393 - 1,1423 - 1,1454.

Pairing ini bergerak di atas moving average (MA) 50,100 dan 200. Sama halnya dengan indikator RSI yang berada di area 14 yang mengindikasikan melemah. Juga dengan indikator stochastic di area negatif di level 39,5 dan indikator MACD di level negative 0,002. Ia merekomendasikan sell.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×