Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
Dengan melakukan langkah optimalisasi produk tersebut, DSNG berhasil memotong biaya bahan bakar sebesar Rp 24 miliar pada tahun 2022, dengan asumsi selisih antara biaya Bio-CNG dan solar mencapai Rp 12.000. Reaktor Bio-CNG lainnya direncanakan untuk mulai beroperasi pada kuartal kedua 2023 dengan kapasitas dua kali lipat dari yang pertama.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto mengungkapkan, selain memanfaatkan limbah cangkang sawit dan tandan kosong untuk biomassa, DSNG telah membangun dua pabrik Bio-CNG untuk menggantikan kebutuhan bahan bakar solar untuk pemrosesan tenaga tanaman dan truk di tempat.
DSNG telah menghemat 2 juta liter solar setiap tahunnya, setara dengan lebih dari 50 ribu metrik ton pengurangan karbon.
Henan Putihtai memperkirakan harga CPO di 2023 akan tetap kuat didorong oleh permintaan yang lebih tinggi dari adanya pembukaan kembali aktivitas industri di Cina, serta implementasi program biodiesel B35.
Dalam riset tertanggal 13 Maret 2023, Alroy melihat kemungkinan DSNG akan membayarkan dividen lebih tinggi pada tahun ini. Secara historis, DSNG membayar hampir 30% batas penghasilannya sebagai dividen.
Setelah berhasil meningkatkan laba bersih sekitar 66,0% YoY pada 2022, Henan Putihrai memperkirakan DSNG akan mencairkan dividen tunai Rp 33,9 per saham di 2023 dari Rp 20,0 per saham di 2022. Berdasarkan harga saat ini, maka rasio hasil dividen akan menjadi sekitar 5,0% dari 3,0% di 2022.
Alroy merekomendasikan buy dengan target harga Rp 800 per saham untuk DSNG. Sementara, Alif menyarankan buy untuk DSNG dengan target harga lebih tinggi di Rp 860 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News