Didukung 4 sektor, IHSG melaju ke 5.753 sesi I

Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) mampu terus melaju pada sesi I perdagangan, Senin (5/6). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,19% atau 10,929 poin ke level 5.753,375.

Empat dari 10 indeks sektoral mampu menopang penguatan IHSG. Sektor keuangan berkontribusi paling besar penguatan 0,69%. Sementara, sektor industri dasar paling dalam penurunannya 1,02%.

Tercatat 147 saham bergerak naik, 161 saham bergerak turun, dan 102 saham stagnan. Volume perdagangan 4,04 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,95 triliun.

Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 3,62% ke Rp 3.150, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,06% ke Rp 1.515, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 2,31% ke Rp 1.330.

Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 3,57% ke Rp 2.700, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) turun 3,29% ke Rp 735, dan PT Hanson International Tbk (MYRX) turun 2,96% ke Rp 131.

Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy Rp 8,359 miliar. Tetapi, secara keseluruhan perdagangan investor asing membukukan net sell Rp 137,986 miliar.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, keberhasilan Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat masih menjadi salah satu pemicu bagi aliran dana asing masuk ke Indonesia.

"Peringkat itu membuat para manajer investasi meningkatkan portofolionya di Indonesia seperti saham," katanya dikutip dari Antara.

Ia menambahkan bahwa pemerintah yang telah berupaya menahan pergerakan harga pangan untuk menjaga inflasi cukup direspon positif sebagian pasar. Salah satu upaya tersebut mencakup adanya peraturan Menteri Perdagangan yang mewajibkan distributor untuk melapor ketersediaan pangan dan tidak melakukan penimbunan.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa IHSG melanjutkan kenaikannya seiring dengan mulai adanya aksi beli sebagian investor yang memanfaatkan saham-saham yang harganya dinilai masih lemah.

"Situasi itu memberikan kesempatan bagi IHSG untuk berbalik positif. Apalagi data-data ekonomi yang telah dirilis cukup positif," katanya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News