Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Didukung sejumlah data ekonomi Inggris, mata uang poundsterling mampu menyeret USD. Mengutip Bloomberg, Selasa (18/8) pukul 15.50 WIB, pasangan GBP/USD naik 0,4% ke level 1,5648.
Penguatan mata uang GBP menyusul sejumlah rilis data ekonomi Inggris dengan hasil positif. Sebut saja data inflasi Juli 2015 secara year on year (yoy) naik menjadi 0,1% atau lebih besar dari perkiraan dan data sebelumnya 0%. Lalu data RPI masih tumbuh sebesar 1% meski flat. Sementara core CPI yoy naik menjadi 1,2% dari sebelumnya 0,8%. Angka tersebut melesat dari perkiraan sebesar 0,8%.
Alwi Assegaf, analis SoeGee Futures menyatakan, rilis data core CPI cukup penting karena sebagai tolak ukur kebijakan moneter Bank of England (BoE). Data tersebut semakin mendukung BoE untuk menaikkan tingkat suku bunga.
Di sisi lain, mata uang USD sebenarnya tidak mengalami penurunan signifikan. Alwi mengatakan, pada minggu lalu USD sempat turun setelah People's Bank of China (PBoC) melakukan devaluasi yuan sehingga menimbulkan kekhawatiran pelemahan mata uang lain.
Namun setelah PBoC menjamin tidak ada devaluasi lebih lanjut, mata uang USD kembali bertenaga. "Pergerakan USD akan diuji dengan data perumahan Amerika. Jika data tersebut positif akan mendukung kenaikan suku bunga The Fed sehingga menguatkan USD, demikian juga sebaliknya," ujar Alwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News