kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dibalut sentimen yang beragam, harga emas bergerak fluktuatif


Jumat, 09 Februari 2018 / 17:17 WIB
Dibalut sentimen yang beragam, harga emas bergerak fluktuatif
ILUSTRASI. ANTAM LUNCURKAN EMAS MOTIF SHIO ANJING TANAH SPG


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal perdagangan pagi tadi, Jumat (9/2), pergerakan harga emas cukup fluktuatif. Meski pada pukul 13.00 WIB, harga emas kontrak pengirman April 2018 sempat menguat 0,07% ke level US$ 1.319,90 per ons troi, tetapi sekitar pukul 16.15 WIB harganya berbalik melemah 0,15% ke US$ 1.317,00 per ons troi dibandingkan hari sebelumnya. Sepertinya komoditas logam mulia ini tengah masuk dalam fase konsolidasi.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, saat ini harga emas dibalut sentimen yang beragam. Yang paling dekat, pasar tengah menanti kepastian nasib anggaran pemerintahan Amerika Serikat (AS). Sejauh ini baru senat aja yang memberikan persetujuannya, sedangkan kongres masih belum mengambil keputusan.“Ini yang membuat pelaku pasar mengamankan aset jadi emas menguat pagi tadi,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Selain itu, harga emas juga mendapatkan sokongan dari kenaikan permintaan fisik emas dari China menjelang perayaan Imlek. Apalagi data inflasi negeri Tirai Bambu pada bulan Januari lalu dirilis seusia perkiraan di level 1,5%. Perbaikan ekonomi China mendorong kenaikan permintaan emas fisik jelang imlek.

Meski mendapatkan suntikan sentimen positif, tetapi Deddy melihat saat ini harga emas masih tetap dibayang-bayangi rencana Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya pada bulan Maret nanti. Ketua The Fed Janet Yellen dalam pidato terakhirnya juga menyampaikan keyakinan kenaikan suku bunga akan sesuai rencana dan ekonomi AS yang membaik. Hal inilah yang akhirnya menahan penguatan harga emas.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures. Menurutnya penguatan harga emas terjadi karena sentimen dari kondisi politik AS. Ancaman penghentian pemerintah AS karena tidak adanya anggaran pasti meningkatkan permintaan emas fisik. Hanya saja ia melihat kondisi demikian tak akan berlangsung lama.

“Kalau anggaran disetujui, maka emas akan kembali tertekan,” terangnya.

Menurutnya, harga emas akan tetap dibayangi rencana kenaikan suku bunga The Fed. Tahun lalu Bank Sentral AS mulai menyesuaikan suku bunga acuannya di bulan Maret. Bukan tidak mungkin kali ini Jerome Powell kembali mengambil keputusan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×