Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) diprediksi akan cemerlang di tahun depan. Penjualan emas diprediksi bakal melonjak seiring potensi resesi global.
Equity Analyts Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti memandang bahwa ekonomi global di tahun depan cenderung melambat di mana negara maju sudah menunjukkan tanda-tanda perlambatan dari sisi pertumbuhan ekonominya. Sudah banyak juga intervensi dari pemerintah negara terkait.
Kondisi resesi negara maju tersebut dimaknai bakal ada peralihan investasi ke negara berkembang termasuk Indonesia.
"Negara berkembang akan menjadi tujuan investasi di saat negara maju tertekan akibat inflasi tinggi, kenaikan suku bunga agresif, krisis energi dan pangan," imbuh Desy kepada Kontan.co.id, Selasa (27/12).
Baca Juga: Perkuat Strategi Omnichannel, Cek Rekomendasi Saham Blibli (BELI)
Jika skenario tersebut terjadi, BRMS menjadi salah satu penerima manfaat dari situasi ini. Pasalnya, anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini memiliki bisnis utama perdagangan emas.
Desy bilang, emas menjadi salah satu safe haven asset atau aset lindung nilai yang aman di kala risiko ketidakpastian ekonomi mengancam. Karena itu, untuk serapan atas produksi diyakini bisa terealisasi dengan baik seiring ekspansifnya BRMS.
Asal tahu saja, total pendapatan BRMS hingga kuartal III-2022 berasal dari penjualan emas sebesar US$ 7,22 juta dan pendapatan dari jasa mining advisory sebesar US$ 1,1 juta.
Emiten tambang ini juga baru saja merampungkan pembangunan pabrik baru pada akhir Oktober. Untuk tahun 2023, manajemen BRMS menargetkan produksi emas diperkirakan bisa mencapai sekitar 40.000 ons per tahun.
Dengan demikian, Desy memproyeksikan pendapatan BRMS bakal mencapai sebesar US$ 11 juta dan laba bersih sebesar US$ 8,6 juta hingga tutup tahun 2022.
Tidak hanya emas, ekspansi pada komoditas mineral juga terus diupayakan. BRMS dikabarkan tengah menjajaki opsi untuk memonetisasi prospek tembaga di Gorontalo. Amman Minerals digadang-gadang berpotensi menjadi salah satu mitra karena sedang membangun fasilitas smelter tembaga di Sumbawa Barat.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham UNTR Usai Catatkan Kinerja Positif hingga November
Menurut Desy, ekspansi BRMS untuk menggarap pertambangan tembaga ini wajar seiring permintaan tembaga yang nampaknya akan terdongkrak karena adanya permintaan atas elektrifikasi atas dorongan penggunaan electric vehicle (EV).
Di sisi lain, dampak rencana larangan ekspor tembaga terhadap kinerja BRMS berpotensi membuat BRMS semakin ekspansif untuk hilirisasi tembaga.
Desy merekomendasikan buy saham BRMS dengan target harga di kisaran Rp 163 - Rp 181 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News