Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan e-commerce besutan Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli fokus memperkuat strategi omnichannel commerce. Ini tercermin kehadiran Blibli di segmen Toko Fisik melalui beberapa Flagship Stores. Hingga saat ini, Blibli telah mengoperasikan lebih dari 100 Flagship Stores dan 70 gerai Ranch Market.
Blibli memiliki 27.000 lebih Click & Collect dan Blibli InStore hingga September 2022. Kemudian BELI punya 160.000 Blibli Mitra yang merupakan pengusaha mikro serta toko-toko kelontong.
Senior Vice President O2O Blibli David Michum bilang untuk memperkuat posisi online-to-offline (O2O) alias omnichannel, Blibli memperkuat sistem rantai pasokan melalui layanan Blibli Express Service (BES).
"Dengan kemampuan pengelolaan rantai pasok dari hulu hingga hilir akan memudahkan Blibli untuk menjaga biaya operasional perusahaan jadi lebih efisien," kata David kepada Kontan.co.id baru-baru ini.
David menyebut Blibli akan terus mengembangkan ekosistem dengan sinergi dengan tiket.com dan Ranch Market untuk menghadirkan platform gaya hidup dan omnichannel commerce.
Baca Juga: Tutup Kuartal III-2022, Pendapatan Bersih Blibli (BELI) Mengembang 98%
Dibayangi Kenaikan Suku Bunga
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia secara umum melihat tren suku bunga yang masih akan meningkat menjadi sentimen negatif pada saham-saham teknologi. Artinya dengan kenaikan suku bunga maka beban atau biaya keuangan perusahaan akan meningkat. Apalagi perusahaan teknologi seperti Blibli membutuhkan dana untuk ekspansi.
Dikhawatirkan Bank Indonesia (BI) mengekor suku bunga Amerika Serikat (AS) untuk menjaga nilai tukar rupiah. Untuk itu, dia menyarankan untuk tunggu sampai semester dua di 2023.
"Sebutkan menunda di saham teknologi sampai semester kedua 2023," papar Liza.
Baca Juga: Pamor Saham Teknologi Masih Memudar
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan secara teknikal mencermati BELI masih dalam fase pembentukan pola triangle. Upper-bound breakout di Rp 4.70 menjadi validasi sinyal bullish continuation.
BELI ditutup flat di level Rp 468 per saham pada akhir perdagangan Selasa (27/12). Jika dibandingkan harga initial public offering (IPO), harga saham BELI naik 4% dari posisi Rp 450 per saham.
Valdy bilang investor bisa masuk di atas level Rp 466 dan stop loss di bawah Rp 460. Target pertama BELI ada di Rp 476 per saham. Jika berhasil ditembus, target BELI berikutnya di area Rp 484 per saham-Rp 488 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News