Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mencatatkan kinerja cukup baik pada tahun lalu. Makanya perseroan ingin terus meningkatkan kinerja pada tahun ini.
Direktur DSSA, Hermawan Tarjono mengatakan, perseroan menargetkan pendapatan sepanjang tahun ini sebesar US$ 1,8 miliar. Target tersebut naik sekitar 36% dibandingkan realisasi pendapatan pada tahun lalu yang sebesar US$ 1,32 miliar.
Meskipun cukup optimistis pada 2018, DSSA belum optimal untuk mencapai target pendapatan. Hingga kuartal I-2018, pendapatan perusahaan hanya mencapai US$ 410 juta atau sekitar 23% dari target tahun ini. Sedangkan, laba perseroan hingga akhir Maret 2018 tercatat US$ 48 juta.
Walau realisasi baru 23% dari target, namun DSSA masih cukup optimistis. Hermawan bilang pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini yang ditargetkan 5,3% dan inflasi stabil di angka 3,5%. Ini akan menjadi faktor pendukung pertumbuhan kinerja perseroan.
Selain itu, adanya kebutuhan batubara yang cukup besar akan menjadi faktor pendukung lainnya bagi perseroan untuk terus bertumbuh. Maka, tidak heran, DSSA pada tahun ini akan mengandalkan sektor batubara sebagai penopang utama bisnis.
"Kebutuhan batubara relatif cukup besar. Bisnis batubara yang dijalankan perusahaan dan anak usaha punya prospek bagus," ujar Hermawan pada Jumat (25/5).
Hermawan bilang, pada tahun lalu, kontribusi batubara terhadap pendapatan mencapai 54% dan sisanya berasal bisnis listrik sebesar 26%, perdagangan pupuk dan bahan kimia sebesar 17%, multimedia 2% dan bisnis lainnya sebesar 1%.
"Komposisi pendapatan 2018 kami memperkirakan masih mirip 2017 karena pembangkit listrik Kendari-3 dan Kalteng-1 belum beroperasi tahun ini. Pendapatan perseroan terutama dari segmen batubara dan ketenagalistrikan," jelas Hermawan.
Pada tahun ini, DSSA menargetkan produksi batubara bisa mencapai 23 juta ton. Hingga kuartal I 2018, produksi batubara masih berkisar 4,7 juta ton. Kontribusi produksi batubara DSSA sebesar 70% masih berasal dari Borneo Indobara.
Meski mengandalkan sektor batubara, namun Hermawan bilang, perseroan masih belum memiliki rencana spesifik untuk mengakuisisi tambang batubara baru pada tahun ini. "Untuk bisnis batubara tetap lanjutkan strategi pertumbuhan organik, sambil meihat kebutuhan akuisisi yang ada. Kami belum punya rencana spesifik selain menyelesaikan proses setahun sebelumnya," katanya.
Selain batubara, pendapatan DSSA pada tahun ini juga akan disumbang dari bisnis listrik. Untuk sektor kelistrikan , DSSA telah memiliki PLTU Sumsel-5 berkapasitas 2X150 Mw, yang beroperasi sejak 20 Desember 2016. Proyek ini telah menyumbangkan pendapatan pada tahun lalu sebesar US$ 79,1 juta.
Selain Sumsel-5, DSSA juga masih fokus pada pembangunan dua proyek PLTU yaitu PLTU Kalteng-1 dan Kendari-3. Kedua proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada 2019.
Nah, dengan adanya dua proyek PLTU tersebut, maka belanja modal perseroan akan banyak digunakan untuk proyek-proyek kelistrikan. Perseroan telah menyiapkan belanja modal hingga US$ 300 juta untuk investasi tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News