Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pergantian tahun dan pada awal tahun baru, pasar saham biasanya diwarnai oleh beragam sentimen positif. Sebut saja sentimen window dressing yang umumnya berlanjut pada January Effect.
Akan tetapi, pada akhir tahun ini, sentimen negatif juga turun membayangi kinerja pasar saham. Sebut saja potensi kenaikan suku bunga acuan negara-negara maju yang sudah dimulai oleh Inggris.
Meskipun begitu, Perencana Keuangan sekaligus Pendiri Finansialku.com Melvin Mumpuni menilai, di tengah potensi kenaikan suku bunga, saham masih menjadi instrumen investasi yang menarik. Pasalnya, The Fed memang berencana mempercepat pengurangan pembelian obligasi alias tapering off, tetapi belum ada tindakan langsung untuk menaikkan suku bunga.
Oleh sebab itu, menurut Melvin, jika ada penurunan harga di pasar saham, hal itu lebih didorong kepanikan sesaat. "Biasanya yang terjadi di market adalah orang-orang panik sesaat," kata Melvin saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/12).
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG untuk Perdagangan Senin (20/12)
Untuk investasi dengan tujuan jangka menengah, yakni dua sampai dengan lima tahun, porsi penempatan dana di saham bisa menggunakan besaran 35%. Beberapa saham di sektor komoditas serta penunjangnya masih berpotensi naik. Begitu juga dengan saham sektor properti yang berpeluang tumbuh.
"Seandainya kasus Covid-19 terus melandai dan program vaksinasi sukses, seharusnya ekonomi Indonesia mulai meningkat," ucap Melvin.
Baca Juga: Berikut Sentimen yang Bakal Menyelimuti IHSG Pekan Depan
Kemudian, sebesar 35% dapat ditempatkan di instrumen pendapatan tetap seperti obligasi negara, obligasi korporasi, dan P2P lending. Lalu, sisa 30% bisa ditempatkan di reksa dana.
Sementara itu, bagi orang-orang yang memiliki horizon investasi jangka pendek di bawah dua tahun, maka lebih baik perbesar di likuiditas seperti deposito dan reksa dana pasar uang. Lalu, sebagian ditempatkan di instrumen pendapatan tetap. Porsinya bisa 50% banding 50%.
Baca Juga: Emas Sukses Menguat Sepekan, Ini Katalis yang Mengangkat Harga Logam Mulia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News