kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Di pasar spot rupiah melemah Rp 13.171 / USD


Rabu, 20 Mei 2015 / 10:27 WIB
Di pasar spot rupiah melemah Rp 13.171 / USD
ILUSTRASI. Kasus pneumonia misterius merebak di China. Pasien anak bersama orang tuanya sedang antre di salah satu fasilitas kesehatan di kota Beijing China, (27/11/2023). Foto : Tangkapan layar CCTV


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah masih melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Rabu (20/5), di pasar spot rupiah melemah ke Rp 13.171 per dollar AS atau 0,56% dari sebelumnya Rp 13.098 per dollar AS.

Sementara, mengacu Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah justru menguat tipis. Rupiah berada di Rp 13.169 per dollar AS atau 0,1% dari sebelumnya Rp 13.183 per dollar AS.

Lana Soelistianingsing, ekonom Samuel Asset Menagement memperkirakan Rupiah akan cenderung melemha menuju kisaran Rp13.100 - Rp1 3.130 per dollar AS menjelang bulan Juni yang biasanya diikuti dengan permintaan USD cukup tinggi

Adapun isu ekonomi yang akan mempengaruhi pergerakan pasar adalah keputusan BI untuk menahan BI rate di level 7,5% pada RDG kemarin.Keputusan BI rate tetap ini juga untuk mengatisipasi hasil pertemuan the Fed 16-17 Juni. 

"Kami melihat potensi BI rate turun jika ekonomi berlanjut melemah di Q2-2015." kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (20/5).

Selain itu, BI juga melonggarkan kebijakan makroprudensialnya dengan merevisi aturan GWM-LDR, ketentuan LTV untuk KPR dan KKB. Kebijakan makroprudensial ini mestinya bisa mendorong kegiatan usaha di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Sementara dari eksternal, ekonomi Jepang membaik dalam dua triwulan berturut-turut. Kuartal I 2015 ekonomi negeri sakura ini tumbuh 2,4% annualized, naik dari 1,5% annualized pada kuartal I 2014.

Lana mengatakan perbaikan ekonomi Jepang ini karena melemahnya yen dan penguatan ekonomi AS. Perbaikan ekonomi ini perlu diwaspadai sebagai sinyal pemerintah dan BoJ akan mengurangi stimulus ekonominya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×