Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Bursa Asia -kecuali bursa Australia- bergerak positif pada siang hari ini (30/3). Berdasarkan data yang dirilis CNBC, mayoritas indeks acuan Asia melesat.
Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang naik 0,68%, indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,61%, indeks Shanghai Composite Index naik 1,62%, dan indeks Kospi naik 0,4%.
Bursa Asia mendaki akibat pergerakan positif Wall Street. Hal ini mampu mengimbangi sentimen negatif berupa penurunan harga minyak dunia. Sekadar mengingatkan, pada akhir pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average dan indeks S&P 500 ditutup dengan kenaikan 0,2%. Sedangkan indeks Nasdaq naik 0,6%.
Bursa China tembus rekor
Sementara itu, indeks Shanghai Composite mencapai rekor tertingginya di level 3.761. Rupanya, pelaku pasar mengintrepretasikan pernyataan dari People Bank's of China di sepanjang pekan lalu sebagai indikasi penggelontoran stimulus lebih banyak.
Zhou Xiaochuan, Gubernur Bank Sentral China, pada Minggu (29/3) kemarin mengingatkan bahwa ekonomi China harus mewaspadai tanda-tanda terjadinya deflasi.
"Mereka bilang bahwa pertumbuhan tengah melambat sehingga kemungkinan pemerintah harus melakukan sesuatu. Pernyataan ini sangat konsisten dengan apa yang mereka tekankan terkait stimulus. Sehingga, kami rasa akan ada stimulus lebih banyak dari China," urai Herald Van Der Linde, Head of Equity Strategy, Asia Pacific HSBC kepada CNBC.
Australia terpukul
Siang ini, hanya bursa Asia yang melemah. Pasalnya, sektor sumber daya alam paling terpukul anjloknya harga komoditas. Sejumlah emiten pertambangan yang mencatatkan penurunan terdalam di antaranya: Fortescue Metals yang turun 3,5%, BHP Billiton Lyd turun 2,2%, dan Rio Tinto turun 1,6%.
Selain itu, industri gas dan minyak juga tertekan cukup dalam. Saham Santos misalnya, mencatatkan penurunan hampir 6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News