Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah kian tak terbendung. Mengakhiri pekan, Jumat (24/8), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melorot ke level Rp 14.649 per dollar Amerika Serikat (AS). Lagi-lagi rupiah menembus level terendahnya dalam tahun ini, bahkan sejak Oktober 2015. Selama sepekan, mata uang Garuda ini mengalami depresiasi 0,38% terhadap dollar AS.
Sementara, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia hari ini berada di posisi Rp 14.655 per dollar AS. Kurs tengah rupiah melemah 0,24% dari posisinya kemarin pada Rp 14.620 per dollar AS.
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto, mengatakan, sentimen eksternal menjadi faktor utama yang membebani gerak rupiah selama sepekan ini. Padahal, di awal pekan rupiah sempat bertenaga dan berada di bawah level Rp 14.600.
"Sayang, saat perdagangan ditutup libur Rabu (22/8) kemarin, rupiah justru kehilangan momentum koreksi dollar. Saat perdagangan dibuka lagi, rupiah terseret," ujar Andri, Jumat (24/8).
Seperti yang diketahui, indeks dollar sempat terkoreksi ke level 95,15 setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kritik terhadap kebijakan moneter The Fed. Namun, kekuatan dollar kembali pulih setelah risalah pertemuan FOMC yang dirilis teurs menegaskan peluang kenaikan suku bunga The Fed pada September mendatang.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, berpendapat, nada hawkish pada notulensi FOMC Agustus sebenarnya bukan kejutan. "Hanya saja, mulai ada antisipasi pasar menghadapi kenaikan suku bunga The Fed yang ketiga dan keempat. Yield US treasury nanti juga akan naik sehingga investor bersiap mengoleksi aset berdenominasi dollar lagi," kata Reny, Jumat (24/8).
Belum lagi, Andri menambahkan, aksi saling lempar tarif impor tambahan kembali terjadi antara AS dan China. Eskalasi perang dagang ini pun lantas menambah kekuatan dollar AS selaku aset yang diandalkan sebagai safe haven saat ini.
Sementara, dari dalam negeri, Andri tidak melihat ada data yang cukup signifikan menopang rupiah. "Data penjualan otomotif, misalnya, memang menunjukkan peningkatan tapi sepertinya tidak begitu direspon oleh pelaku pasar," kata Andri. Selanjutnya, ada data pertumbuhan kredit yang masih akan dilihat seperti apa respon pasar terhadapnya.
Secara teknikal, pada perdagangan akhir pekan ini rupiah tertahan di area psikologis Rp 14.640 - Rp 14.650. Menurut Andri, jika rupiah menembus keluar area ini, ruang pelemahan menuju Rp 14.700 per dollar AS pun akan kian terbuka pada pekan depan. "Bank Indonesia harus terus memantau agar tidak melewati area psikologis ini. Biar bagaimana pun area ini dapat memengaruhi gestur pelaku pasar terhadap rupiah selanjutnya," ujar Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News