Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) tak mau ketinggalan mencicipi untung dari lonjakan harga batubara dunia pada tahun ini. Perusahaan penyedia jasa kontraktor pertambangan ini meyakini bisa meraih pendapatan sebesar Rp 300 miliar pada akhir tahun nanti atau tumbuh sekitar 32,7% dari pencapaian pada tahun lalu.
Untuk mencapai target tersebut, Darma Henwa bakal meningkatkan volume kontrak penambangan batubara dengan dua anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, hingga menjadi sembilan juta ton.
Di tambang Bengalon milik KPC, emiten bersandi DEWA ini menargetkan, produksi batubara bisa mencapai delapan juta ton atau naik 2,3 juta ton dari volume tahun lalu sebanyak 5,7 juta ton. Sedangkan di tambang Asam-Asam, Kalimantan Selatan, milik Arutmin yang baru berproduksi tahun ini, DEWA menargetkan, produksi batubara mencapai satu juta ton tahun ini dan selanjutnya jadi 1,5 juta ton pada 12 bulan mendatang.
Sayang, Sekretaris Perusahaan DEWA Devindra Ratzarwin enggan mengungkapkan nilai kontrak dengan dua tambang milik KPC dan Arutmin tersebut. Yang jelas, kontrak itu bisa menopang kinerja DEWA tahun ini yang menargetkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar.
Devindra menambahkan, kontrak penambangan di Bengalon berlaku hingga cadangan batubara di lahan itu habis. Ia memperkirakan, lahan itu mengandung 164 juta ton batubara yang mengandung 5.800 kilo kalori (kkal) per kilogram. Hasil tambang itu digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan KPC.
Sedangkan di tambang Asam-Asam, kontrak DEWA berlaku selama 20 tahun. Lahan ini mengandung 204 juta ton batubara. "Batubara ini akan dipasok ke pembangkit listrik milik PLN (Perusahaan Listrik Negara)," imbuh Kepala Hubungan Investor Darma Henwa Perry Slangor, di Jakarta, kemarin (30/6).
Untuk mencukupi kebutuhan dana berbagai rencana kerja tersebut, Darma Henwa juga masih mengantongi sisa dana hasil penjualan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada September tahun lalu yang mencapai Rp 2,79 triliun. Devindra mengungkapkan, hingga kini, perusahaannya baru menggunakan dana IPO sebesar Rp 570,15 miliar.
DEWA akan memakai sisa dana Rp 2,22 triliun untuk membeli alat berat pertambangan dari Hitachi dan Komatsu. "Kami belum bisa menghitung jumlah alat berat yang akan ditambah karena pasokannya minim," imbuhnya. Kemarin, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga memutuskan DEWA tak membagikan dividen pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News