kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deretan sentimen ini bakal pengaruhi pergerakan IHSG di bulan September


Minggu, 30 Agustus 2020 / 16:27 WIB
Deretan sentimen ini bakal pengaruhi pergerakan IHSG di bulan September


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 4,49% di tutup di level 5.346,66 pada Jumat (28/8). Penguatan ini diprediksi dapat berlanjut pada September 2020. 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr IHSG berpeluang melanjutkan penguatan di September 2020 menuju resistance 5.450-5.550 dan support 5.300. 

Baca Juga: Analis sebut IHSG pekan depan berpotensi mengalami koreksi, simak sentimennya

Sentimen yang menggerakkan IHSG adalah kelanjutan perkembangan Covid-19 dan perbaikan data-data ekonomi makro seperti indeks manufaktur, inflasi, indeks keyakinan konsumen, penjualan otomotif, ritel dan semen. "Data-data mengenai realisasi stimulus fiskal akan jadi sorotan juga," jelas Zamzami, Jumat (30/8). 

Bila dilihat secara historikal, lanjut Zamzami, selama 20 tahun terakhir di September IHSG mengalami 11 kali hijau dan sembilan kali merah.  Peluang untuk mengalami penguatan di bulan ini sebanyak 55% dan pelemahan sebanyak 45%. Rata-rata imbal hasil (return) untuk bulan September selama 20 tahun terakhir yakni 0,25%.

Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama memprediksi IHSG bakal melemah di bulan ini dengan rentang pergerakan 5.295-5.420. Terutama karena jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), sehingga sentimen dari luar negeri cukup besar.  "Terlebih semalam Teh Fed menyampaikan strateginya terhadap kebijakan moneter yang ternyata tidak direspon baik oleh pasar," jelas Okie. 

Hal ini juga menjadi sentimen terhadap penurunan dolar Amerika Serikat (AS) secara signifikan pasca pernyataan tersebut dilontarkan oleh Jerome Powell. 

Baca Juga: Simak rekomendasi untuk emiten consumer di tengah banjir stimulus dari pemerintah

Sedangkan dari dalam negeri, investor perlu mencermati data neraca perdagangan, serapan anggaran pemulihan ekonomi nasional dan strategi Bank Indonesia. 

Zamzami menyarankan investor untuk mencermati saham-saham penggerak IHSG seperti perbankan dan barang konsumer dengan nilai pasar yang besar. Kemudian bisa juga mulai mencermati sektor industri dasar dan agrikultur. Sedangkan Okie menyarankan investor untuk mencermati saham-saham komoditas. 

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee dalam rilisnya juga mengatakan perubahan pendekatan kebijakan The Fed yang berusaha mendorong ekonomi dan ketika inflasi mencapai 2% maka bank sentral akan menaikkan suku bunga menjadi mengadopsi target inflasi rata-rata yang akan membuat bunga tetap rendah ketika inflasi naik. 

"Selain bunga yang rendah Fed diperkirakan terus menggelontorkan stimulus untuk mendorong ekonomi untuk mencapai target inflasi 2 %. Kita ketahui sejak krisis 2008 ekonomi sangat sulit naik di atas 2 % dalam jangka panjang. Sehingga ini mendorong perkiraan panjangnya rezim suku bunga rendah," jelas Hans. 

Baca Juga: IHSG pekan depan diprediksi bisa tertekan karena sederet sentimen ini

Sentimen lainnya juga datang dari mundurnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang membuat mata uang Yen menguat signifikan terhadap dollar AS, munculnya kembali pandemi Covid-19 di Eropa, ketegangan AS-China yang berlanjut dan perpanjangan PSBB transisi yang memperbesar peluang Indonesia mengalami resesi. 

Sentimen tersebut secara khusus membuat IHSG berpeluang konsolidasi cenderung melemah pekan ini setelah penguatan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Hans memperkirakan IHSG akan bergerak dengan support di level 5.324 sampai 5.218 dan resistance di level 5.400 sampai 5.450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×