kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.671.000   -7.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.220   45,00   0,28%
  • IDX 6.831   192,42   2,90%
  • KOMPAS100 1.017   28,37   2,87%
  • LQ45 796   24,04   3,11%
  • ISSI 208   3,47   1,70%
  • IDX30 414   12,82   3,20%
  • IDXHIDIV20 498   14,28   2,95%
  • IDX80 115   2,93   2,60%
  • IDXV30 120   1,77   1,49%
  • IDXQ30 136   3,64   2,75%

Deretan Emiten Ini Raup Berkah di Tengah Pelemahan Rupiah


Selasa, 04 Februari 2025 / 11:29 WIB
Deretan Emiten Ini Raup Berkah di Tengah Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/17/12/2024. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah sejak awal tahun 2025. Ini daftar emiten yang raup berkahnya


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah sejak awal tahun 2025.

Hingga Senin (3/2), rupiah Jisdor berada di level Rp 16.453 per dolar AS. Ini membuat rupiah melemah 0,86% dibanding Jumat (31/1) di Rp 16.312 per dolar AS. 

Posisi rupiah Jisdor ini adalah yang paling buruk sejak 21 Juni 2024, di mana rupiah berada di level Rp 16.458 per dolar AS.

Namun, kondisi rupiah yang cenderung melemah tak melulu berefek buruk bagi emiten. Perusahaan yang memiliki pangsa ekspor dinilai dapat meraup berkah dari sentimen pergerakan rupiah saat ini.

Economist PT Panin Sekuritas Tbk Felix Darmawan mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat memberikan dampak yang beragam bagi emiten di Indonesia. 

Baca Juga: Pegadaian Siapkan Dana Pelunasan Obligasi dan Sukuk Mudharabah Rp 918 Miliar

Secara umum, perusahaan dengan orientasi ekspor cenderung diuntungkan, sementara yang bergantung pada impor atau memiliki utang dalam dolar AS mungkin menghadapi tekanan.

"Pelemahan rupiah bisa menjadi berkah bagi emiten yang punya pendapatan ekspor. Sebab, pembayaran yang diterima dalam dolar AS akan bernilai lebih tinggi saat dikonversi ke rupiah," kata Felix kepada Kontan, Selasa (4/2).

Namun yang perlu menjadi perhatian ialah jika perusahaan juga memiliki beban biaya dalam dolar AS, seperti pembelian bahan baku impor, maka keuntungan dari pelemahan rupiah bisa berkurang.

Felix memaparkan beberapa emiten yang berpotensi meraup keuntungan dari pelemahan rupiah antara lain:

Sektor Kertas

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), karena memiliki volume ekspor yang besar ke pasar internasional.

Sektor Energi & Komoditas

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang bergerak di sektor batu bara, serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang berfokus pada produksi nikel. Kedua perusahaan ini menjual produknya dalam dolar AS, sehingga pelemahan rupiah dapat meningkatkan nilai pendapatan perusahaan dalam mata uang lokal.

Felix menjelaskan dalam momentum seperti ini, emiten yang diuntungkan oleh pelemahan rupiah bisa menjadi menarik untuk dibeli, terutama jika valuasinya masih tergolong atraktif.

"Jadi, kalau sudah yakin sama fundamentalnya, bisa mulai cicil beli," ujar Felix.

Sebaliknya, jika masih ragu, sebaiknya menunggu sambil memantau pergerakan nilai tukar serta kebijakan ekonomi yang dapat memengaruhi harga saham tersebut.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Chief Economist Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyatakan bahwa emiten yang paling diuntungkan dari pelemahan rupiah adalah perusahaan dengan pendapatan utama dari ekspor dan eksposur biaya impor yang rendah. 

"Yang akan diuntungkan utamanya adalah sektor usaha yang bergantung komoditas, terutama Batubara," jelas Fakhrul kepada Kontan, Selasa (4/2). 

Dalam hal ini, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AADI) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bisa menjadi pilihan menarik, didukung oleh prospek pertumbuhan produksi dan dividen yang solid.

Sementara itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diprediksi akan lebih unggul dibandingkan saham sektor konsumsi lainnya, berkat kontribusi ekspor yang cukup tinggi.

Untuk investor, Fakhrul memandang saat ini adalah periode untuk wait and see. Dalam fase koreksi pasar, investor bisa membeli saham terkait komoditas sebagai core portfolio

Baca Juga: Harga Emas Antam Cetak Rekor Baru di Rp 1.650.000 Per Gram

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×