Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Giri Wacana (DGWG) melakukan ekspor perdana produk karbamasi methomyl 90 SP sebanyak 15 ton ke Afrika Selatan. Ekspor tersebut dilakukan melalui anak usaha, PT Dharma Guna Wibawa.
Sebelumnya, DGWG sudah melakukan penjualan produk pestisida jadi ke Australia dan Papua Nugini.
Direktur DGWG, Yody Suganda mengatakan, permintaan terhadap bahan baku, seperti methomyl, tergolong tinggi di pasar global untuk membuat insektisida bagi pelaku industri agrokimia. Di Afrika Selatan sendiri, produktivitas pertaniannya kerap terganggu oleh serangan hama serangga.
Selain faktor permintaan pasar, keberhasilan DGWG menggaet pasar global juga tidak lepas dari aktifnya DGWG dalam memperkenalkan perusahaan serta produk-produk yang dipasarkan dalam berbagai kesempatan.
Baca Juga: Strategi Ekspansi Delta Giri Wacana (DGWG) Pasca Meresmikan Pabrik Karbamasi
Salah satunya dengan keikutsertaan DGWG dalam kegiatan “25th China International Agrochemical & Crop Protection Exhibition (CAC)” yang mempertemukan perusahaan dengan berbagai konsumen dan pelaku industri agrokimia global.
Menurut Yody, ekspor perdana karbamasi ke Afrika Selatan menjadi milestone penting bagi perusahaan. Hal tersebut diakui juga membuktikan pasar gobal memiliki kepercayaan kepada DGWG dalam melakukan kerja sama penyediaan bahan baku.
“Kami berharap inimenjadi langkah awal yang baik untuk penetrasi pasar yang lebih luas, sehingga volume ekspor dapat terus bertumbuh,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Minggu (14/9).
Berdasarkan kajian yang dilakukan DGWG, kebutuhan pasar domestik terhadap produk berbahan methomyl diperkirakan mencapai 2.500 metrik ton per tahun. Saat ini, DGWG dengan pabrik karbamasinya mampu memenuhi sekitar 40% dari total kebutuhan pasar melalui produk Dangke 40WP.
Baca Juga: Laba Bersih Delta Giri Wacana (DGWG) Melesat 1.072,78% pada Tahun 2024
Angka tersebut menunjukkan peluang besar bagi pemenuhan kebutuhan nasional sekaligus potensi ekspansi ke pasar global.
“Kehadiran pabrik karbamas iDGWG menjadi langkah strategis untuk memperkuat pasokan dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, serta membuka ruang peningkatan kapasitas produksi di masa mendatang,” katanya.
Senada dengan analisis tersebut, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menyebut bahwa impor produk formulasi pestisida di tahun 2024 volumenya mencapai 87.350 ton. Besarnya angka tersebut mencerminkan tingginya kebutuhan produk agrokimia dalam negeri, seiring dengan luasnya lahan pertanian Indonesia.
“Dengan pencapaian dan proyeksi yang optimistis, DGWG dapat menegaskan posisinya sebagai perusahaan agro input nasional yang mampu bersaing di pasar global, sekaligus membuka peluang pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di masa depan,” ungkapnya.
Selanjutnya: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 2.000 Jadi Rp 2.093.000 per Gram, Senin (15/9)
Menarik Dibaca: Wajib Tonton 7 Film Terbaik Kim Go Eun Bintang You and Everything Else
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News