Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat beberapa perusahaan yang menyatakan minat menjadi penghuni baru. Setidaknya, pada kuartal II ini, delapan perusahaan berniat menggelar pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, delapan perusahaan itu tersebar dalam beberapa sektor. Misalnya saja, sektor media, properti, pertambangan, manufaktur dan maritim. Dia menyebutkan, perusahaan itu sudah menggelar paparan publik mini alias mini expose dengan BEI.
Perusahaan tersebut di antaranya, PT Merdeka Copper Gold, PT PP Properti, PT Puradelta Lestari, PT Indonesia Media Televisi, PT Binakarya Jaya Abadi, PT Mega Manunggal Property, PT Garuda Metalindo, dan PT Vallianz Offshore Maritim. "Mereka umumnya menggunakan laporan keuangan Desember 2014," ujar Hoesen, Selasa (7/4).
Setiawan Efendi, Analis Phintraco Securities mengatakan, sektor properti masih bisa menjadi daya tarik. Misalnya saja, anak usaha Sinarmas Grup, Puradelta Lestari yang dikabarkan mencari pendanaan hingga Rp 3 triliun dari IPO. "Bisnis properti sudah mulai membaik di semester ini, karena BI rate juga sudah menurun. Perusahaan yang kapitalisasi pasarnya besar akan diburu," ujarnya.
Setiawan bilang, lambat laun sektor pertambangan juga mulai pulih, meski masih belum menjadi pilihan favorit para investor. Sebagai informasi, perusahaan tambang emas dan tembaga milik Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold berniat melepas 20% saham ke publik. Nilai ekuitas sekitar Rp 1 triliun.
Lalu IPO dari sektor media akan diramaikan oleh Grup Lippo dengan melepas saham Indonesia Media Televisi, operator televisi berbayar berbasis satelit milik Grup Lippo, BiG TV. Emiten ini berencana melepas 15% saham ke publik melalui IPO. "Persaingan sektor media sudah sangat ketat, sehingga kemungkinan bisa perform sudah terbatas," imbuh William Surya Wijaya, Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities.
William lebih menjagokan anak usaha BUMN PTPP, yakni PT PP Properti. Menurut dia, dengan dukungan induk usaha yang mumpuni, saham PP Properti banyak diburu. Selain itu, emiten BUMN biasanya lebih diminati pasar.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mendorong perusahaan BUMN untuk IPO. "Kalau sudah masuk bursa, semuanya jadi lebih transparan. Ini sedang disiapkan," ujar dia di sela kunjungan di BEI.
Ito Warsito, Direktur Utama BEI mengatakan, dari 507 emiten, hanya ada 20 BUMN sebagai emiten. "Memang ada kontribusi bagus dari emiten BUMN ke kapitalisasi pasar, tetapi masih kecil. Pemerintah kan juga ingin pasar modal kita menjadi yang terbesar. Makanya, setahun atau dua tahun lagi mungkin ada BUMN yang IPO," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News