kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dedolarisasi BRICS Belum Efektif, Dolar AS Tetap Jadi Primadona


Jumat, 28 Juni 2024 / 20:19 WIB
Dedolarisasi BRICS Belum Efektif, Dolar AS Tetap Jadi Primadona
ILUSTRASI. Dolar AS tetap menjadi primadona bagi para investor


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) masih akan menjadi primadona di tengah banyaknya aksi dedolarisasi. Tangguhnya perekonomian AS masih menopang fundamental dolar AS sebagai pilihan utama.

Atlantic Council's GeoEconomics Center melaporkan hasil studi terbaru bahwa dolar terus mendominasi kepemilikan cadangan devisa, faktur perdagangan, dan transaksi mata uang secara global. Selain itu, peran dolar sebagai mata uang cadangan global utama tetap aman dalam jangka pendek dan menengah.

Dolar tetap perkasa bahkan ketika fragmentasi ekonomi telah memperkuat dorongan negara-negara BRICS untuk beralih ke kebijakan mata uang cadangan internasional lainnya. Di sisi lain, baik euro maupun negara-negara BRICS belum mampu mengurangi ketergantungan global pada dolar.

Adapun BRICS adalah organisasi antar pemerintah yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab. Kelompok tersebut belum mampu membuat kemajuan dalam upaya de-dolarisasinya.

Baca Juga: Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Pekan Terakhir Juni 2024

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong tak memungkiri bahwa transaksi dunia mayoritas memang masih menggunakan dolar AS. Di mana, kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve alias The Fed saat ini telah memperkokoh fondasi the greenback.

Lukman memaparkan, total volume transaksi dolar AS di seluruh dunia adalah berkisar US$ 6 triliun – US$ 7 triliun per hari. Jumlah tersebut sangat besar dibandingkan total US$ 25 triliun per tahun total transaksi barang dan jasa dunia, atau sekitar US$ 70 miliar per hari, berdasarkan data tahun 2021.

“Karena AS merupakan ekonomi terbesar di dunia, selain itu investor pada umumnya masih memiliki kepercayaan pada kemampuan ekonomi AS,” sebut Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (28/6).

Lukman mengatakan, dolar AS sebagai acuan dunia itu sangat kompleks. Negara-negara yang bekerjasama menggunakan mata uang sendiri dalam transaksi mungkin akan menurunkan permintaan dolar, namun itu sangat kecil dan tidak akan sanggup melemahkan dolar AS.

Dalam 10 tahun ke depan, komposisi dolar AS sebagai cadangan devisa mungkin akan berkurang menjadi di bawah 50%. Hanya saja, transaksi dolar AS dipandang masih akan tetap ramai.

Dalam jangka pendek ini, Lukman tetap meyakini dolar AS bakal tetap kuat, paling tidak hingga September 2024. Proyeksi tersebut seiring investor menantikan apakah The Fed memangkas suku bunga atau tidak. Skenario bullish indeks dolar bisa ke level 108-109 yang posisi idealnya di 106-107.

Selanjutnya: Pangsa Pasar Diproyeksi Turun, Begini Rekomendasi Astra International (ASII)

Menarik Dibaca: Tips Rumah Bebas Semut ala Gravel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×