kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Pekan Terakhir Juni 2024


Jumat, 28 Juni 2024 / 19:52 WIB
Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Pekan Terakhir Juni 2024
ILUSTRASI. rupiah spot ditutup menguat ke Rp 16.375 per dolar AS pada Jumat (28/6)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah bergerak menguat di pekan terakhir bulan Juni 2024. Dalam sepekan, rupiah bergerak fluktuatif yang dipengaruhi ekspektasi suku bunga akan dipangkas, hingga optimisme perekonomian domestik meningkat.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memaparkan, sepekan ini nilai tukar rupiah diperdagangkan datar atau sideways, namun berhasil ditutup menguat pada penutupan sesi perdagangan pekan ini.

Rupiah sepekan ini menguat 0,46% atau menguat 75 poin dalam sepekan ke level Rp 16.375 per dolar AS di tengah penguatan dolar indeks sekitar 0,2% sepekan.

Sementara itu, IHSG dalam sepekan juga ditutup menguat 2,7% atau 183 poin ke level 7.064 dengan yield SUN tenor 10 tahun juga tercatat turun 6bps dalam sepekan ke level 7,08%.

Tren penguatan indeks dolar terpangkas oleh penguatan mata uang utama antara lain Euro dan Australian dollar. Meskipun tren pelemahan Yen Jepang tetap mendukung penguatan dolar indeks.

Baca Juga: Resmi! Pemerintah Putuskan Tarif Listrik Triwulan III Tidak Naik

Secara umum, Josua menerangkan, rilis data ekonomi dalam pekan ini mengindikasikan kondisi yang cenderung mixed, di mana consumer confidence, mortgage application dan durable goods order AS mengindikasikan pelemahan kondisi ekonomi AS. Di sisi lain, data PDB kuartal I-2024 dan jobless claim mendukung solidnya ekonomi Amerika.

“Rupiah terapresiasi pada perdagangan hari ini akibat data konsumsi AS yang direvisi ke bawah, dan meningkatkan probabilitas pemotongan suku bunga. Hal ini juga terefleksi dari mata uang Asia yang cenderung menguat terhadap dolar AS,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (28/6).

Josua menambahkan, para investor juga cenderung menunggu hasil dari rilis data PCE pada Jumat (28/6) malam ini. Data ukuran inflasi favorit The Fed tersebut menimbulkan kehati-hatian bagi pelaku pasar.

Research and Development Trijaya Pratama Futures Alwi Assegaf mencermati, rupiah mengawali pekan ini dengan penguatan seiring pernyataan dari Menko Perekonomian, Menteri Keuangan dan Tim Ekonomi Presiden Terpilih terkait defisit fiskal dalam RAPBN 2025 ditargetkan berkisar 2,29% hingga 2,82% terhadap PDB.

“Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan kebijakan fiskal yang prudent. Ini membuat pasar lega,” ujar Alwi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/6).

Baca Juga: IHSG Naik 1,37% ke 7.063, Jumat (28/6), ARTO, SRTG dan INCO Top Gainers di LQ45

Kemudian, Alwi melanjutkan, rupiah berbalik melemah di tengah pekan karena tertekan sikap hawkish para pejabat the Fed seperti Michelle Bowman yang masih ingin menahan suku bunga di level tinggi. Dan kalau dibutuhkan, The Fed berpeluang meningkatkan suku bunga.

Tetapi dua hari terakhir perdagangan pekan ini, indeks dolar bergerak melandai karena data PDB AS mengalami perlambatan di kuartal I-2024 hanya tumbuh 1,4%. Sentimen ini membuka harapan suku bunga akan dipangkas lebih cepat daripada perkiraan.

“Bahkan ekspektasi pasar melebihi ekspektasi the Fed. Pasar berekspektasi suku bunga tahun ini bisa dipangkas sebanyak dua kali, sementara fed hanya rencanakan satu kali,” imbuh Alwi.

Adapun pasar akan mencermati data inflasi PCE Amerika sebagai petunjuk selanjutnya dari arah suku bunga. Kalau inflasi AS melambat sesuai ekspektasi pasar, maka semakin menguatkan potensi suku bunga dipangkas tahun ini.

Alwi bilang, inflasi AS yang melandai akan melemahkan posisi dolar, sehingga menjadi dorongan bagi nilai tukar rupiah. Sentimen ini mungkin akan menjadi modal rupiah menguat di pekan depan.

Untuk pekan depan, investor akan disuguhkan pidato beberapa pejabat the Fed terutama ketua Fed, Jerome Powell, terkait arah suku bunga. Kemudian, berbagai rilis data tenaga kerja akan dipublikasikan seperti data Non Farm Payroll (NFP).

Selain itu, pasar perlu memperhatikan debat pemilu Presiden Amerika Serikat antara Joe Biden dan Donald Trump. Dan juga perlu diwaspadai pemilu di Prancis yang isunya siapapun pemimpin terpilih tidak akan bisa menghindari dari defisit anggaran.

“Kekhawatiran pemilu Prancis tersebut akan membawa sentimen risk off bagi mata uang euro dan pasar akan melirik dolar AS sebagai safe haven. Pemilihan umum dijadwalkan berlangsung awal pekan depan,” ungkap Alwi.

Dari domestik, Alwi menyebutkan, pergerakan nilai tukar rupiah pekan depan akan dipengaruhi rilis data inflasi Indonesia di awal pekan. Serta, data statistik cadangan devisa di akhir pekan depan yang diperkirakan tetap positif.

Baca Juga: BNI Life Targetkan Investasi pada Instrumen Saham Mencapai Rp 1,508 Triliun

Josua menambahkan, pekan depan terdapat rilis beberapa data ekonomi seperti indeks manufaktur Tiongkok, Eropa, UK dan US. Selain itu, rilis inflasi Eropa dan diikuti oleh rilis data ekonomi AS yang penting antara lain: jobless claim, factory order, durable goods order dan data tenaga kerja bulan Juni seperti NFP AS dan tingkat pengangguran.

Menurut Josua, USD/IDR kemungkinan akan bergerak dalam kisaran Rp16.325 per dolar AS -Rp16.450 selama perdagangan pekan depan. Sedangkan, Alwi memperkirakan rupiah akan bergerak cenderung menguat dalam rentang Rp16.180 per dolar AS – Rp16.517 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/6), rupiah spot pekan ini ditutup pada level Rp 16.375 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot menguat sekitar 0,46% dan naik sekitar 0,19% secara harian.

Sementara, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada posisi Rp16.394 per dolar AS, Jumat (28/6). Rupiah jisdor menguat 0,38% secara mingguan dan 0,16% secara harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×