Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui hajatan penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) pada Rabu (9/7).
Dalam hajatan ini, CDIA menawarkan maksimal 12,48 miliar saham baru atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham. Alhasil, CDIA mengantongi dana segar sebesar Rp 2,37 triliun.
Presiden Direktur CDIA Fransiskus Ruly Aryawan mengungkapkan apresiasinya terhadap tingginya antusiasme investor terhadap IPO CDIA. Ini tercermin dari kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 563,64 kali dalam penjatahan terpusat atau pooling allotment, dengan total partisipasi 400,126 investor sepanjang masa penawaran.
"Sepertinya oversubscription CDIA yang tertinggi di Bursa Efek Indonesia sampai saat ini," kata Ruly di gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/7).
Sementara dalam penjatahan pasti atau fixed allotment, saham CDIA terpantau mengalami oversubscribed hingga 15,06 kali.
Baca Juga: Menilik Peluang Chandra Daya Investasi (CDIA) di Tengah Tingginya Minat Investor
Ruly bilang pencatatan saham perdana menjadi momen penting bagi CDIA Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
"Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor yang mendukung kesuksesan proses IPO ini," kata Ruly di BEI, Rabu (9/7).
Di samping itu, Ruly menerangkan Asia Tenggara termasuk Indonesia saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien. Kebutuhan layanan logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, jaringan energi serta pengelolaan air menjadi potensi yang besar dalam pengembangan perseroan.
"Chandra Daya Investasi Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi.” jelas Ruly.
Adapun dana yang dihimpun melalui IPO akan dimanfaatkan untuk memperkuat kapabilitas inti perusahaan, khususnya di sektor logistik serta kepelabuhanan dan penyimpanan.
Dari dana IPO yang diraup, sekitar Rp 871,76 miliar akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi di sektor logistik, melalui penyertaan modal kepada entitas anak usaha yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian kapal serta pembiayaan operasional.
Sementara itu, dana sekitar Rp 1,48 triliun akan digunakan untuk pengembangan sektor kepelabuhanan dan penyimpanan. Investasi ini mencakup pembangunan fasilitas tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene serta sarana pendukung lainnya di kawasan industri strategis.
CDIA menunjuk enam sekuritas untuk menjadi penjamin pelaksana emisi efek, yakni BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Henan Putihrai Sekuritas, OCBC Sekuritas dan Trimegah Sekuritas.
Baca Juga: Chandra Daya Investasi (CDIA) Bakal Tambah Dua Kapal Baru
Di sisi lain, CDIA juga memperkuat kapabilitas bisnis logistiknya melalui penambahan dua kapal chemical vessel berkapasitas 9.000 deadweight tonnage (DWT). Kapal yang saat ini sedang dalam tahap pembuatan di Jepang dirancang khusus mendukung pengangkutan bahan kimia di jalur pelayaran domestik dan internasional.
Penambahan dua kapal chemical vessel ini diklaim memperkuat CDIA dalam membangun rantai pasok bahan kimia yang andal dan berkelanjutan. Strategi pengoperasian ini dirancang untuk mengoptimalkan efisiensi operasional sekaligus memastikan kepatuhan terhadap regulasi maritim yang berlaku baik di perairan domestik maupun internasional.
Putra sulung dari Konglomerat Prajogo Pangestu, Agus Salim Pangestu ikut berkomentar terkait prospek CDIA ke depannya. Pria yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT) itu mengatakan bahwa prospek CDIA ke depannya dapat tumbuh positif terkhusus untuk sektor infrastruktur.
Prospek pertumbuhan bisnis CDIA ke depannya juga diyakini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
"(Prospeknya) baguslah, harus support pak presiden punya growth yang 8%. Dan untuk Chandra Asri, infrastruktur itu penting untuk growth-nya. Jadi semoga bisa mendukung negara dan programnya pak presiden," kata Agus di gedung BEI, Rabu (9/7).
Saham Melejit hingga Masuk FCA
Pergerakan harga saham CDIA telah melesat hingga 776,31% pada penutupan perdagangan Jumat (25/7), dari harga IPO sebesar Rp 190 per saham. Saham milik taipan Prajogo Pangestu ini juga konsisten menyentuh level auto rejection atas (ARA) sejak hari perdagangan awal di 9 Juli 2025 lalu.
BEI sebelumnya mengambil langkah untuk menyuspensi saham CDIA dalam sehari pada 17 Juli 2025. Setelahnya, BEI juga memberlakukan suspensi kepada CDIA di pasar reguler dan tunai selama dua hari perdagangan yaitu 23 Juli 2025 dan 24 Juli 2025. Suspensi dikenakan lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Usai suspensi dicabut pada Jumat (25/7), CDIA mulai diperdagangkan lewat papan pemantauan khusus melalui skema full call auction (FCA). Setelah resmi masuk ke papan pemantauan khusus FCA, laju saham CDIA tetap tak terbendung.
Baca Juga: Raup Rp 44,7 Miliar, Chandra Asri (TPIA) Lepas 29,5 Juta Saham Chandra Daya (CDIA)
Pada akhir perdagangan Jumat (25/7), saham ini kembali melonjak 9,9% atau setara 150 poin ke level Rp 1.665 per saham. Kenaikan tersebut termasuk ARA sesuai dengan ketentuan dalam skema pemantauan khusus FCA.
Berdasarkan ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk saham dengan kriteria nomor 10 dalam daftar FCA, saham CDIA akan ditempatkan di papan pemantauan khusus selama tujuh hari perdagangan bursa.
Perdagangan dalam mekanisme FCA dilakukan melalui lima sesi call auction setiap hari dari Senin hingga Kamis, sedangkan pada hari Jumat hanya berlangsung empat sesi call auction.
Direksi Borong Saham
Dua petinggi CDIA kompak terpantau melakukan transaksi pembelian saham di perusahaan. Direktur Utama CDIA Fransiskus Ruly Aryawan membeli 5 juta saham CDIA dengan harga Rp 800 per saham pada 17 Juli 2025. Dengan begitu, Ruly mesti merogoh kocek sebesar Rp 4 miliar untuk transaksi pembelian saham tersebut.
Pasca transaksi, Ruly kini mengempit 5 juta saham CDIA atau dengan porsi kepemilikan 0,004% dan status kepemilikan saham langsung. Sebelumnya, dia belum memiliki saham CDIA alias nol.
Pada saat yang sama, Direktur CDIA Jonathan Kandinata juga terpantau memborong 5 juta saham CDIA dengan harga pelaksanaan Rp 800 per saham pada 17 Juli lalu. Dia pun turut mengeluarkan dana Rp 4 miliar untuk pembelian saham tersebut.
Sebelum ada transaksi tersebut, Jonathan tidak memiliki saham CDIA. Setelahnya, Jonathan menggenggam 5 juta saham CDIA dengan persentase kepemilikan 0,004% serta status kepemilikan saham langsung.
Selanjutnya: Obligasi Korporasi Masih Cemerlang, Begini Proyeksi Imbal Hasil pada Akhir Tahun 2025
Menarik Dibaca: Bank Sampah Sekolah dan Aksi Bersih Sungai Jadi Langkah Wings Peduli Tekan Polusi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News