Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor consumer goods di tahun 2023 diprediksi akan positif didorong oleh mulai meningkatnya aktivitas dan konsumsi masyarakat. Daya beli masyarakat Indonesia tercatat membaik, seperti tercermin dari rilis ekonomi dalam negeri kuartal keempat 2022.
“Hal ini memang seiring dengan tren penurunan inflasi dan mobilitas masyarakat yang membaik di mana meningkatkan juga demand konsumsi,” kata Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti kepada Kontan.co.id, Minggu (16/4).
Hal itu, kata Desy, bisa meningkatkan kinerja emiten barang konsumsi akibat kenaikan permintaan dan volume penjualan. Tetapi kenaikan PPN dan kasus covid-19 yang kembali meningkat, serta volatilitas harga minyak dunia berpotensi menjadi tantangan bagi emiten consumer.
Desy melihat, bulan Ramadan dan Idul Fitri bisa menjadi sentimen pendorong konsumsi masyarakat, sehingga mampu meningkatkan permintaan dan kinerja penjualan di kuartal kedua 2023. Suplai uang yang mulai membaik juga akan ikut menopang pertumbuhan sektor consumer di tahun 2023.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham UNVR, MYOR, ICBP, dan INDF
Menurut Desy, yang akan menopang kinerja konsumsi di tahun 2023 ada pada kategori foods and beverages (F&B), melihat daya beli masyarakat yang membaik seiring dengan penurunan inflasi dan normalisasi harga komoditas yang dijadikan bahan baku.
“Selain itu, momentum Pemilu 2024 yang kegiatannya dimulai di akhir tahun 2023 juga yang akan mendorong money supply, diiringi dengan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah,” papar dia.
Dengan sentimen di atas, Desy memberikan peringkat overweight untuk sektor consumer. Desy merekomendasikan INDF sebagai top pick sektor consumer dengan rekomendasi buy dan target harga Rp 8.500 per saham.
Baca Juga: Ramadan dan Idul Fitri Mengangkat Kinerja Sektor Barang Konsumsi di Kuartal I-2023
Kinerja INDF ke depan didorong pertumbuhan pendapatan Bogasari yang diprediksi pulih akibat mulai stabilnya harga gandum global di awal tahun 2023.
“INDF masih menarik untuk dipertimbangkan melihat pertumbuhan kinerjanya yang stabil dan ekspansi yang terus dilancarkan,” pungkas Desy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News